SUBANG – Menyambut berakhirnya insentif impor mobil listrik utuh (CBU) pada 2026, VinFast mempercepat komitmen produksi lokal. Pabrikan asal Vietnam itu tengah menyiapkan pabrik di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengungkapkan pabrik Subang dirancang fleksibel untuk ekspansi di masa depan. “Kami menargetkan SOP teknis di pabrik Subang pada akhir 2025. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi awal 50.000 kendaraan per tahun, dengan potensi peningkatan sesuai kebutuhan pasar,” jelasnya, Kamis (4/9/2025).
Sebelumnya, VinFast memanfaatkan insentif impor CBU, termasuk pembebasan PPnBM, untuk mendorong penetrasi pasar. Model VF 3, VF 6, dan VF 7 menjadi andalan distribusi lewat jaringan diler, dan menurut Kariyanto, penjualannya berjalan sesuai ekspektasi.
Memasuki era produksi lokal, VinFast menyiapkan strategi agar harga tetap kompetitif. Di antaranya program berlangganan baterai, resale value guarantee (RVG), serta fasilitas pengisian gratis. Skema berlangganan baterai, yang diluncurkan 1 Agustus lalu, memungkinkan konsumen membeli kendaraan tanpa membayar penuh baterai di awal, sekaligus menjaga nilai jual kembali.
Selain itu, VinFast menjamin pembelian kembali mobil hingga 90% dari nilai setelah enam bulan, atau 70% setelah tiga tahun. Tidak kalah menarik, pelanggan juga mendapat fasilitas pengisian gratis di jaringan V-GREEN hingga 1 Maret 2028. “Kami ingin memastikan pelanggan merasakan nilai kompetitif dan kenyamanan dalam kepemilikan jangka panjang,” tambah Kariyanto.
Tren pasar EV di Indonesia pun mendukung optimisme ini. Pangsa mobil listrik berbasis baterai (BEV) per Juli 2025 telah mencapai 9,6% (year-to-date), naik dari 5% di 2024 dan hanya 1% di 2022. Kariyanto menilai pertumbuhan tersebut sebagai bukti kesiapan konsumen beralih ke EV.
VinFast menegaskan akan terus mendukung transisi kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi jangka panjang, termasuk pembangunan infrastruktur pengisian daya, kemitraan strategis, hingga inovasi model kepemilikan.