Beranda Berita Nasional Video Cekcoknya Viral, Bupati Pangandaran Bantah Pukul Warga

Video Cekcoknya Viral, Bupati Pangandaran Bantah Pukul Warga

Bupati-Pangandaran-Jeje-Wiradinata.jpg

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata bantah narasi video viral yang menyebutkan dirinya pukul warga saat sidak warung remang-remang.

Jeje menegaskan, peristiwa tersebut diawali dari penutupan 38 kafe remang-remang oleh Pemda, TNI/Polri, dan alim ulama.

“Penutupan merupakan kesepakatan bersama, karena tempat itu di samping menjual minuman keras juga ada prostitusi, maka kita tutup,” katanya, Minggu (1/1/2023).

Jeje menyebutkan, Pangandaran memiliki visi yang jelas. Bahkan slogan Pangandaran Juara berpijak pada karakter bangsa.

“Karenanya pengembangan wisata ini harus melindungi umat. Tidak boleh ada yang bertentangan dengan nilai dan moral agama,” jelas Jeje.

Baca Juga: Beredar Video Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Adu Mulut dengan Warga

Penutupan yang dilakukan Pemda Pangandaran, TNI/Polri dan alim ulama dilakukan dengan memasang segel di 38 warung remang-remang di Pangandaran, Batu Hiu, dan Pasar Wisata.

“Seiring waktu mereka membuka segel, ke saya banyak yang laporan dan saya sidak. Hormati itu segel pemerintah daerah kecuali ada putusan pengadilan memutuskan segel dibuka,” tegas Jeje.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series 2024: Kompetisi Sengit Pembalap Muda di Sirkuit Gery Mang

Menurut Jeje, penutupan sejumlah tempat hiburan merupakan keinginan ulama dan masyarakat karena meresahkan. 

“Di sana ada yang mabuk, main perempuan, bisa juga di sana ada narkoba, maka ditutup. Sudah lama saya mendengar itu, maka jam 11 malam saya sidak ke lokasi, ada kafe buka dan main musik kan ini ditutup belum ada putusan pengadilan. Sebagai pembinaan dan pembelajaran akhirnya kendang sama organ kita ambil. Hari Senin bisa diambil di Pemda dan akan dilakukan pembinaan,” jelasnya.

Bantah Pukul Warga, Bupati Pangandaran Sebut Video yang Beredar Upaya Pembunuhan Karakter

Jeje juga membantah telah melakukan pemukulan kepada warga di depan warung remang-remang sebagaimana narasi dalam video yang beredar.

“Saya usap muka Ujang Bendo supaya sadar itu salah, bukan memukul atau nonjok. Kamu ngeyel, sok jagoan ada bahasa marah seperti itu,” katanya.

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

Jeje menegaskan, apabila dirinya tidak marah, maka posisinya sebagai bupati bisa dipertanyakan.

“Kalau saya tidak marah kan gimana? Sebagai bupati mereka sudah kelewat batas. Tempat maksiat ditutup Pemda dengan alim ulama. Kenapa tiba-tiba disobek, padahal bukan kewenangannya? Intinya saya ingin memberikan pelajaran ada mekanisme dan aturan di Pemda. Intinya itu!” Tegasnya.

Jeje juga mempersilakan jika warga melaporkannya. Ia menyebut, dirinya sedang mempertahankan kehormatan Pemda dan alim ulama.

“Saya dilaporkan bagi saya tidak ada masalah karena ini prinsip, pemimpin memiliki rasa tanggung jawab. Sebagai Bupati saya tidak nonjok, saya marah itu, karena kafe ditutup kok dibuka lagi? Prinsip saya sebagai pemimpin ada yang bisa dirangkul, digendong, disintrek, kewajiban pemimpin bagi saya ini akan kita lawan,” ungkapnya.

Video viral yang memperlihatkan Jeje cekcok dengan warga di warung remang-remang disebut Jeje sebagai upaya pembunuhan karakter.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

“Dengan video disebarluaskan ke mana-mana terlalu kecil. Mengambil cara pembunuhan politik dari sisi itu, naif politik begituan. Bung, ini masalah umat, harus dipertahankan sebagai pemimpin,” pungkasnya.

Sementara itu Ujang Bendo, pria yang cekcok dengan Jeje Wiradinata mengatakan, meskipun rakyat salah, seorang pemimpin tidak layak berkata kasar bahkan menantang berkelahi.

“Walaupun rakyatnya salah, bahasa yang ada di video CCTV bukti kasar. Menantang berkelahi dan memukul saya, juga ada anggota Jaga Lembur yang juga memukul saya,” terang Ujang Bendo.

Karena mendapat perlakuan tidak enak dari Jeje Wiradinata, Ujang Bendo nekat melaporkan Bupati Pangandaran tersebut.

“Karena saya sebagai warga negara punya perlindungan dan dilindungi hukum, saya laporkan kepada pihak berwajib. Bupati dan anggota Jaga Lembur telah melakukan tindakan pidana,” tandasnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)