harapanrakyat.com,- Tradisi perang sarung yang dilakukan sejumlah remaja di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada hari kedua puasa bulan Ramadhan membuat resah warga.
Pasalnya, kegiatan perang sarung tersebut berlangsung pada tengah malam, sehingga waktu tidur warga menjadi terganggu.
Berdasarkan informasi yang diterima harapanrakyat.com, sejumlah pemuda terlibat tawuran (perang sarung). Bahkan, video aksi tersebut pun tersebar luas melalui media sosial.
Dalam video yang beredar, lokasinya terlihat berada di Jalan Raya Cikohkol-Cigayam, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis.
Namun, belum diketahui secara pasti dari mana asalnya sejumlah remaja yang terlibat tradisi perang sarung itu.
Selain terjadi di Jalan Raya Cigayam, perang sarung juga sempat akan terjadi di Desa Ciherang, Kecamatan Banjarsari.
Baca Juga: Melintasi Polres Tasikmalaya, Pengendara Dapat Takjil Gratis Setiap Hari
Tapi karena aparat kepolisian setempat sempat mengetahuinya, sehingga polisi berhasil membubarkan aksi para remaja tersebut.
Pasca dibubarkannya oleh aparat, para remaja tersebut kembali mencoba untuk berpindah lokasi. Mereka berpindah ke wilayah Karangkendang, Desa Langkapsari, Kecamatan Banjaranyar. Namun, lagi-lagi kegiatan tersebut kembali dibubarkan oleh warga.
Masluh, salah seorang warga Langkapsari mengaku sempat membubarkan kerumunan remaja yang hendak melakukan tradisi perang sarung.
“Tadi saya melihat banyak remaja sudah berkumpul di perempatan. Makanya saya bersama warga lain mendatanginya dan membubarkan aksi mereka,” katanya, Jumat (25/03/2022).
Menurut Masluh, meski perang sarung dianggap sebuah tradisi saat bulan puasa, namun perlu adanya upaya pencegahan dari aparat.
“Kegiatan seperti ini sangat meresahkan warga karena berlangsung tengah malam, dan secara tiba-tiba, sehingga mengganggu ketentraman warga,” terangnya.
Ia pun berharap aparat kepolisian setempat selalu mengadakan patroli agar perang sarung tidak terjadi.
“Yang kami khawatirkan meski awalnya hanya sebatas melakukan tradisi perang sarung, tapi tidak menutup kemungkinan hal itu bisa memicu keributan antar kelompok remaja secara serius,” pungkas Masluh. (Suherman/R3/HR-Online/Editor-Eva)