Beranda Berita Nasional Terungkap, Ini Penyebab Tingginya Harga Beras di Kota Banjar

Terungkap, Ini Penyebab Tingginya Harga Beras di Kota Banjar

Harga-Beras-di-Kota-Banjar.jpg

harapanrakyat.com,- Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkap penyebab tingginya harga beras di tingkat pengecer yang ada di pasar tradisional Kota Banjar hingga melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Kepala Dinas KUKMP Edi Herdianto, melalui Kabid.Perdagangan Irman Hermana, mengatakan, saat ini untuk komoditas beras, harga di tingkat pasar masih di atas harga eceran tertinggi (HET), khususnya beras medium.

Salah satu faktornya karena wilayah Banjar sekarang ini baru akan memasuki masa panen pada akhir bulan Februari mendatang. Masa panen tersebut juga baru untuk sawah tadah hujan.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Harga beras khususnya beras medium masih di atas HET. Sekarang ini baru akan memasuki masa panen di akhir bulan Februari mendatang,” kata Irman kepada harapanrakyat.com, Rabu (22/2/2023).

Baca Juga: Harga Beras di Kota Banjar Masih Mahal, Kapan Turun?

Lanjutnya menjelaskan, selain pemantauan harga juga dilakukan operasi pasar terutama untuk beras SPHP dari Bulog. Hal ini sebagai upaya intervensi dari pemerintah dalam stabilisasi pasokan dan harga beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Adapun terkait pedagang di pasar Kota Banjar yang kiosnya disambangi Gubernur Jabar merupakan kios beras pengecer. Beras yang dijual di kios tersebut meliputi beras wangi (Cianjuran), beras ketan, dan beras merah.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

“Untuk kios beras yang tadi ditanya oleh Pak Gubernur itu merupakan kios beras pengecer, dan beras yang dijual d Kios tersebut beras wangi (Cianjuran), beras ketan, beras merah,” katanya.

Harga Beras di Kota Banjar Tinggi, Harga Cabai Masih Wajar

Lebih lanjut ia mengatakan, terkait kenaikan harga cabai rawit untuk komoditas tersebut naik Rp 2 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilogram dibandingkan harga sebelumnya yaitu Rp 68 ribu per kilogram.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

Menurutnya, naiknya harga cabai rawit tersebut terjadi karena faktor musim hujan yang tengah melanda daerah pemasok (daerah Jawa). Sehingga menyebabkan produksi cabai rawit menurun dan mempengaruhi harga di tingkat pasar.

Meski begitu, kata Irman, kenaikan yang terjadi untuk harga komoditas cabai rawit tersebut masih dalam batas kewajaran. Kenaikan harga cabai tersebut masih di kisaran 2 persen.

“Harga cabai rawit naik karena musim hujan di daerah pemasok sehingga mengurangi supplai barang. Kenaikannya masih di kisaran dua persen dan masih dalam batas kewajaran,” pungkasnya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)