Beranda Berita Nasional Terkait Pelajar Terlibat Penganiayaan di Kota Banjar, Pihak Sekolah Angkat Bicara

Terkait Pelajar Terlibat Penganiayaan di Kota Banjar, Pihak Sekolah Angkat Bicara

20230620_141844.jpg

harapanrakyat.com,- Pihak sekolah angkat bicara terkait pelajar yang terlibat penganiayaan di Kota Banjar, Jawa Barat pada Minggu (18/06/2023) dini hari. Kasus penganiayaan itu terjadi di Jalan Dipatiukur, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar.

Kepala SMP Negeri 2 Kota Banjar Sarjo mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi bahwa ada dua orang siswanya yang masih duduk di bangku kelas 8 ikut terlibat penganiayaan.

Ia menyebutkan, orang tua pelaku itu saat ini sudah berinisiatif untuk memindahkan anaknya dari SMP Negeri 2 Banjar.

“Itu kejadiannya di luar jam pelajaran sekolah, dan orang tua pun sudah paham akan memindahkan sendiri anaknya, mungkin ke sekolah yang lain,” kata Sarjo, Selasa (20/06/2023).

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Apabila ada pelajar yang melanggar hukum, lanjut Sarjo, tentu pihak sekolah akan mengembalikan lagi kepada orang tuanya masing-masing.

“Ketika anak melanggar hukum atau melakukan tindakan kriminal, anaknya dikembalikan kepada orang tua. Dan orang tuanya pun sudah merasa karena anak ini sebelumnya pernah bermasalah,” terangnya.

Sarjo juga menjelaskan, selama ini pihaknya sudah melakukan program pembinaan karakter dan akhlak para siswa. Seperti mengaji dan shalat dhuha sebelum memulai jam pelajaran.

Baca Juga: Terekam CCTV, Penganiayaan di Jalan Dipatiukur Kota Banjar Ternyata Gegara Sepele

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

SMPN 5 Jelaskan Pelajar yang Terlibat Penganiayaan di Kota Banjar

Terpisah, Kepala SMP Negeri 5 Kota Banjar Harun menyampaikan, dalam peristiwa itu ada dua orang siswa yang terlibat, diantaranya korban dan pelaku.

“Setelah mengunjungi rumahnya sama guru BK, ternyata ada satu orang yang jadi korban dan satu lagi jadi pelaku,” ungkap Harun.

Namun, kedua orang tersebut sudah lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Sehingga hal itu bukan tanggung jawab sekolahnya lagi.

“Tapi keduanya sudah lulus dan sudah perpisahan juga. Pokoknya sudah keluar saja dan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Harun menambahkan, selama masih di SMP, anak-anak itu termasuk anak-anak nakal remaja pada umumnya. Namun sekolah masih bisa memantaunya. Sedangkan, kalau di luar sekolah, pihaknya tidak mengetahui seperti apa nakalnya.

Selama ini pihak sekolah pun sering bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada para siswanya.

“Pembinaan dari sekolah selalu dilakukan. Apalagi kita sering kerjasama dengan pihak kepolisian untuk memberikan pembinaan. Di sekolah juga ada berbagai pembinaan,” pungkas Harun. (Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)