harapanrakyat.com,- Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, menekankan restoran dan rumah makan di Kota Bandung, menampilkan informasi kandungan gula dan kalori pada menu sajian makanannya.
Hal itu untuk menekan tingginya angka kasus diabetes mellitus (DM) di kalangan remaja dalam satu tahun terakhir ini.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung, dr Intan Annisa mengatakan, pencegahan DM di kalangan remaja ini, tidak hanya oleh pemerintah. Melainkan juga dukungan dari para pelaku usaha kuliner.
Baca Juga : Ungkap Kasus KDRT Perlu Peran Aktif Warga
Menurutnya, restoran-restoran di Kota Bandung juga bisa melakukan edukasi. Seperti misalnya tidak hanya memasang harga pada menu. Tetapi juga ada informasi lain seperti kandungan kalori, gula, dan komposisi krusial dalam makanan.
“Jadi ada informasinya, ini mengandung sekian kalori, setara dengan berlari sekian menit. Bukan berarti tidak boleh mengonsumsi, tapi semua orang jadi tahu dan peduli untuk membatasi konsumsi makanan tersebut,” ungkapnya di Kota Bandung, Senin (27/2/2023).
Berdasarkan data, pada tahun 2022, kasus DM tipe 1 usia di bawah 15 tahun sebanyak 9 orang dan tipe 2 sebanyak 44 orang. Kemudian pada usia 15 hingga 19 tahun sebanyak 24 orang mengidap DM tipe 1, dan 57 orang mengidap DM tipe 2.
“Barengi juga dengan olahraga dan aktivitas yang sesuai. Kalau istilah spesialis penyakit dalam itu jamu gendong yakni jaga mulut, banyakin gerak dong,” ujarnya.
Gelar Edukasi Cegah Diabetes Mellitus
Ia mengatakan, sejak Januari 2023 pihaknya lebih masif melakukan skrining terintegrasi ke sekolah-sekolah. Selain itu, untuk edukasi DM, pihaknya juga melibatkan peran dari kader kesehatan remaja.
Mengingat jika hanya mengandalkan jam operasional puskesmas, maka pihaknya melakukan skrining DM menjadi sulit, apalagi saat masih waktu sekolah. Sehingga terjun langsung ke lapangan menjadi upaya terbaik.
Baca Juga : Wakil Bupati Bandung Tanggapi Keputusan Mundurnya Lucky Hakim
“Kita yang turun ke sekolah-sekolah terutama SMP dan SMA, bahkan universitas juga. Jadi memang kunci untuk penanggulangan ada jemput bola karena angka diabetes mellitus berbeda dengan penyakit menular yang gejalanya terlihat,” ujarnya.
Ia menjelaskan berdasarkan arahan dari Wali Kota Bandung, maka kantin sehat akan kembali beroperasi lagi di sekolah-sekolah.
“Juga bisa mengajak anak untuk rutin membawa bekal dari rumah, karena bisa lebih terpantau komposisinya. Lalu untuk keluarga yang memiliki anak remaja agar dapat memeriksakan kesehatan anak mereka secara berkala. Misalnya setahun sekali, bisa di sekolah atau puskesmas,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)