harapanrakyat.com – Penanganan stunting (tengkes) di Kota Bandung, Jawa Barat, harus berbasis kolaborasi antar semua elemen masyarakat. Dengan demikian, Pemerintah Kota Bandung mengharapkan melalui upaya tersebut maka tidak akan ada lagi kasus tengkes baru.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menegaskan, upaya kolaborasi penanganan stunting ini harus berjalan optimal. Sebab, kata ia, Pemkot Bandung menargetkan angka prevalensi stunting pada tahun depan sebesar 14 persen.
“Harus kolaborasi. Kita optimalkan potensi yang ada mulai dari dinas hingga kader posyandu. Sistem kita dalam penanganan stunting sudah bagus,” ucapnya, Kamis (16/11/2023).
Baca Juga : Tangani Stunting, Pemkot Cimahi Bentuk Tim Pendamping Keluarga
Bambang menambahkan, dalam upaya penanganan penurunan tengkes di Kota Bandung, pihaknya berfokus pada empat hal. Keempat hal tersebut, lanjutnya, menjadi subjek penguatan penanganan stunting.
“Empat hal itu yakni mengedukasi kepada remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu melahirkan. Ini bentuk keseriusan kami dalam hal penanganan stunting di Kota Bandung. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menghadapi Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Sebagai informasi, angka tengkes di Kota Bandung dari waktu ke waktu mengalami penurunan kasus. Pada 2020, angka stunting di kota kembang ini sebesar 28,12 persen. Sedangkan pada 2021, angka tengkes ini turun menjadi 26,14 persen. Kemudian pada 2022, angkanya turun signifikan menjadi 19,4 persen.
“Sesuai dengan target nasional menghadapi Indonesia Emas, kami menyiapkan sistem penanganan agar tidak ada lagi stunting baru di Kota Bandung. Itu bentuk keseriusan kami,” ucapnya. (Ecep/R13/HR Online)