Subang kembali dibuat waspada ketika tanah merah basah menempel manis di ruas jalan provinsi Subang–Pagaden, tepat di sekitar akses kuari Desa Sukamulya.
Gumpalan tanah yang jatuh dari ban truk tronton tambang itu berubah menjadi jebakan yang siap membuat pengendara jungkir balik pada Selasa (2/12/2025).
Dalam kondisi usai hujan, tanah merah itu makin manja dan mudah berceceran di badan jalan.
Akibatnya, permukaan aspal menjadi kotor dan licin seperti lantai yang baru dipel lantai tujuh belas kali.
Risikonya melambung tinggi, terutama bagi pengendara motor yang melintas tanpa curiga.
Tokoh masyarakat, Ajo, mengangguk saat mengingat peristiwa serupa yang dulu membuat banyak motor menyerah sebelum sampai tujuan.
“Waktu itu banyak motor terjatuh akibat jalan kotor dan licin yang disebabkan tanah yang tercecer truk tambang, kejadiannya sering,” kenangnya.
Iwan, warga lainnya, pun membenarkan cerita suram itu.
Ia menyebut empat warganya pernah menjadi korban jatuh akibat kondisi jalan licin di ruas yang sama.
Kondisi ini membuat warga Desa Sukamulya dan sekitarnya gerah bukan main.
Mereka mendesak pemerintah dan aparat untuk segera melakukan penertiban dengan tindakan yang tegas dan tidak sekadar imbauan lewat pengeras suara.
Terlalu banyak truk tambang yang melintas tanpa mempedulikan keselamatan pengguna jalan maupun dampak lingkungannya.
Desakan ini ditujukan agar kesewenangan truk tambang segera dihentikan dan keselamatan publik kembali menjadi prioritas utama di Subang.








