harapanrakyat.com,- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Banjar, Jawa Barat, ikut menyoroti tidak adanya exit tol di Banjar pada proyek pembangunan Tol Getaci.
HIPMI Kota Banjar pun menilai, kondisi tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Banjar, hingga memberikan saran melalui pengembangan ekonomi City Branding.
Ketua HIPMI Kota Banjar Muhammad Adri Fathur Rahman, mengatakan, tidak adanya exit tol di Banjar pada proyek pembangunan Tol Getaci menurutnya, akan sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Banjar.
Akan banyak orang yang rela keluar tol untuk berkunjung ke Banjar secara sengaja untuk singgah dan melakukan kegiatan ekonomi jika tidak ada “X-Factor”nya .
Sehingga Banjar yang biasanya menjadi persinggahan, akan menjadi kurang tersentuh. Dampaknya, proses transaksi ataupun kegiatan ekonomi yang sudah berjalan di Banjar, bisa jadi akan mengalami penurunan.
“Kalo menurut pandangan saya, tol GeTaCi yang tidak memiliki exit tol di Kota kita yang tercinta Banjar akan sangat berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi di Banjar ini,” kata Adri kepada harapanrakyat.com, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Tak Masuk Jalur Pembangunan Tol Getaci, Begini Kata Dinas PUTR Kota Banjar
Lanjutnya, keadaan di Kota Banjar tak jauh berbeda seperti Kabupaten Cianjur dan Purwakarta jika nantinya tidak exit tol.
Sebab itu, ia mengajak semua komponen masyarakat dan pengusaha, bersinergi bersama pemerintah menghadapi keadaan ini dengan penuh pertimbangan dan kematangan, untuk mencari potensi ekonomi yang lain untuk dikembangkan.
Adapun salah satu solusi yang pihaknya berikan, kata Andre, yaitu dengan cara City Branding. Banjar harus membranding dirinya sendiri, agar memiliki identitas atau ikon yang menjadi nilai jual untuk menarik para wisatawan.
“Salah satu solusi yang HIPMI berikan adalah City Branding. Banjar harus mulai membranding dirinya sendiri sehingga nantinya akan memiliki identitas yang menjadi nilai jual untuk para wisatawan maupun visitor dari daerah lain,” ujarnya.
Tak Kebagian Exit Tol, Kota Banjar Bisa Contoh City Branding Purwakarta dan Kota Batu
Lebih lanjut, Ia mencontohkan Kota Purwakarta yang menurutnya mampu menerapkan konsep City Branding dengan sebutan Kota Sate Maranggi. Konsep itu pun akhirnya menjadikan Purwakarta bisa lebih adaptif dan versatile dalam menghadapi keadaan.
Sehingga itu terpatri di pikiran para wisatawan dan visitor, ketika mereka akan bepergian melewati Purwakarta. Mereka rela ke Purwakarta dulu karena mereka tahu ada sesuatu yang bernilai yang mereka harus coba.
Contoh lain adalah Kota Batu dengan sebutan Kota Wisatanya, Yogyakarta dengan Jogja Istimewanya, Solo dengan Spirit Of Java nya.
Ketika itu dilakukan, kata Adri, akan memberi pengaruh kepada para wisatawan, visitor dan sekaligus investor untuk masuk dan melakukan kegiatan perekonomian di Banjar. Efeknya nanti Banjar akan semakin dikenal. Pertumbuhan ekonominya akan naik secara perlahan bahkan pesat.
“Kuncinya ada pada komunikasi dan sinergitas yang masif dari atas ke bawah. Sehingga apa yang diharapkan dan dicita-citakan tersampaikan dengan lebih cepat, tepat dan akurat,” pungkasnya. (Muhlisin/R8/HR Online/Editor Jujang)