SUBANG — Pernah bayangin kota baru yang bukan cuma ada di film fiksi ilmiah, tapi benar-benar dibangun di Jawa Barat? Nah, kenalan dulu sama Subang Smartpolitan—kawasan industri super luas, lebih dari 2.700 hektare, yang bakal jadi magnet investasi dan lapangan kerja!
Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kawasan ini tak cuma akan mendatangkan investor nasional dan internasional, tapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah jumbo.
“Bahkan sebelum pabrik dibuka, sudah menyerap tenaga kerja dari kontraktor lokal. Ini patut diapresiasi,” ujar Rahayu, Jumat (11/7/2025), sambil mungkin dalam hati ikut menghitung berapa banyak nasi padang yang bakal laku jika ribuan pekerja mulai berdatangan.
Bukan Cuma Pabrik, Tapi Ekosistem Ekonomi Serba Canggih
Rahayu nggak main-main. Ia membayangkan Subang Smartpolitan bukan sekadar tempat pabrik ngepul dan mesin berdengung. Harapannya, kawasan ini jadi ekosistem ekonomi yang lengkap, dari level direktur sampai tukang parkir, semua bisa kecipratan rejeki.
Dan yang bikin senyum makin lebar: kontraktor dalam negeri diberdayakan! Ini semacam nasi uduk pagi-pagi—mengenyangkan dan bikin hati tenang karena asli buatan lokal.
Prioritas Warga Lokal: Bukan Slogan, Tapi Target Serius
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, angkat bicara dengan semangat ala komentator pertandingan final.
“Kami ingin masyarakat sekitar yang paling pertama merasakan manfaat pembangunan ini,” tegasnya, seperti sedang menyuarakan aspirasi warga yang tiap hari lihat truk lalu-lalang sambil nanya, “Ini proyek buat siapa sih?”
Menurut Saleh, lapangan kerja yang dibutuhkan nggak main-main: dari teknisi, operator, sampai tukang sapu dan satpam. Jadi, pemerintah daerah diminta jangan rebahan—segera siapkan SDM lokal dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.
Investasi Besar, Tapi Rakyat Jangan Ditinggal
Tapi tunggu dulu, jangan sampai gegap gempita pembangunan ini cuma dinikmati segelintir konglomerat. Saleh menegaskan, investasi raksasa di Subang harus mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.
UMKM, warung kopi, jasa laundry, dan bahkan penjual es kelapa muda pun harus punya tempat dalam skema besar ini.
“Komisi VII akan dorong kolaborasi antara pemda dan pelaku industri dalam hal pelatihan kerja,” ujarnya mantap, sambil dalam hati mungkin berharap pelatihan itu juga menyediakan kopi sachet dan camilan ringan.
Dengan semangat gotong-royong dan fokus pada rakyat kecil, Subang Smartpolitan bukan hanya kawasan industri, tapi bisa jadi simbol kemajuan yang membumi—tempat di mana mimpi besar Indonesia dimulai dari akar rumput.(*)