Subang – Bayangkan hamparan lahan luas di Subang, Jawa Barat, yang dulu hanya sepi ditemani angin sawah, kini berubah jadi panggung pertarungan para titan otomotif. Deru mesin konstruksi tak lagi sekadar bising, tapi seperti tabuhan genderang perang: tanda lahirnya era baru industri mobil listrik Indonesia.
Tak main-main, dua raksasa dunia BYD Auto dari Tiongkok dan VinFast dari Vietnam sedang adu cepat membangun pabrik canggih di tanah Sunda. Pemerintah pun tampak sumringah. Lewat Kementerian Perindustrian, mereka menegaskan: ini buah manis dari insentif pajak yang bikin investor asing makin betah menanam modal.
Direktur ILMATAP Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, di Jakarta pada Senin (25/8/2025) bahkan menyebut, “Dua perusahaan melakukan kerja sama perakitan dengan assembler lokal. Dua perusahaan melakukan perluasan kapasitas produksi. Dan dua perusahaan membangun pabrik baru, PT BYD Auto Indonesia dan PT VinFast Automobile Indonesia.” Nama-nama beken lain pun ikut nimbrung: Citroen, Aion, Maxus, VW, Geely, Xpeng, hingga Great Wall Motor (GWM).
Kalau ditotal, suntikan modal yang masuk bikin kaget: Rp15 triliun! Tak hanya angka besar, tapi juga janji kapasitas produksi nasional yang bakal melompat jadi 305 ribu unit mobil listrik per tahun. Benar-benar angka yang bisa bikin keringat Subang berubah jadi setrum masa depan.
Nah, di arena ini, BYD Auto tampil sebagai juragan dengan kantong paling tebal. Mereka menggelontorkan Rp11,2 triliun untuk membangun pabrik di kawasan Smartpolitan Subang. Per Mei 2025, progres pembangunan sudah 45 persen. Targetnya? Pabrik berkapasitas 150 ribu unit per tahun itu rampung akhir 2025 dan ngebut beroperasi penuh awal 2026.
VinFast tentu tak mau terlihat pelan. Perusahaan asal Vietnam itu sudah melaju lebih jauh, dengan progres pembangunan mencapai 77 persen per 18 Agustus 2025. Meski kapasitasnya “hanya” 50 ribu unit per tahun, pabrik ini siap melayani pasar Indonesia dan kawasan sekitarnya. Kalau BYD adalah gajah perkasa, VinFast ibarat kuda pacu yang melesat duluan.
Subang kini bukan hanya dikenal dengan nanas madu, tapi juga sedang didapuk jadi jantung otomotif listrik Indonesia. Tinggal tunggu waktu, kapan deru mesin di pabrik-pabrik baru ini berubah jadi deru roda mobil listrik yang meluncur di jalan raya.