Subang – Mudik Lebaran identik dengan kemacetan panjang di berbagai ruas jalan. Namun, tidak semua pemudik memilih jalur dan waktu yang sama. Keluarga Asep Depi dan Eka Kurnia punya strategi berbeda untuk perjalanan pulang kampung tahun ini.
Memilih Waktu yang Tepat
Alih-alih berangkat pada hari H Lebaran seperti kebanyakan orang, pasangan ini memilih mudik di H+1. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Mereka ingin menghindari kemacetan sekaligus menikmati momen Lebaran dengan lebih santai.
“Kami lebih dulu bersilaturahmi dengan keluarga di Subang dan berziarah ke makam sebelum berangkat mudik,” ungkap Eka Kurnia. Dengan begitu, perjalanan mereka terasa lebih nyaman tanpa terburu-buru.
Rute Alternatif, Perjalanan Lebih Lancar
Setiap tahun, keluarga ini selalu memilih jalur alternatif melalui Tanjungsiang, Sumedang, dan Nagreg. Rute ini memungkinkan mereka menghindari kepadatan di jalur utama.
“Lewat sini lebih cepat karena memotong jalur utama yang sering macet. Tidak perlu memutar terlalu jauh,” jelas Eka. Dengan dua sepeda motor, perjalanan mereka terasa lebih fleksibel.
Tantangan Cuaca, Perjalanan Lebih Lambat
Meski strategi mudik mereka terbukti efektif menghindari kemacetan, ada tantangan lain yang harus dihadapi—cuaca. Hujan yang turun beberapa kali membuat mereka harus sering berhenti dan berteduh.
“Bukan macet yang bikin perjalanan lebih lama, tapi hujan. Karena tidak membawa jas hujan, kami harus berhenti setiap kali turun hujan,” kata Asep Depi.
Mudik Lebih Nyaman dan Berkesan
Terlepas dari tantangan cuaca, perjalanan mudik mereka tetap terasa menyenangkan. Selain menghindari kepadatan, mereka bisa lebih menikmati suasana Lebaran di kampung halaman dengan tenang dan santai.
Kisah keluarga Asep Depi dan Eka Kurnia bisa menjadi inspirasi bagi pemudik lainnya. Dengan perencanaan waktu dan rute yang tepat, mudik bisa lebih nyaman, lancar, dan tetap menyenangkan.