Beranda Berita Nasional Sering Digasak Kawanan Monyet Gunung Sawal, Warga Sindangsari Ciamis Kapok Tanam Palawija

Sering Digasak Kawanan Monyet Gunung Sawal, Warga Sindangsari Ciamis Kapok Tanam Palawija

Sering-Digasak-Kawanan-Monyet-Gunung-Sawal-Warga-Sindangsari-Ciamis-Kapok-Tanam-Palawija.jpg

harapanrakyat.com,- Serangan kawanan monyet dari kawasan Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berimbas hasil pertanian warga Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali.

Gerombolan monyet yang turun gunung tersebut memasuki lahan perkebunan warga, dan tak segan-segan menggasak hasil pertanian atau perkebunan.

Kepala Desa Sindangsari Cucu Syamsudin mengatakan, dengan serangan tersebut membuat minat para petani untuk bercocok tanam tanaman palawija semakin berkurang.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

“Sebab, semua jenis tanaman palawija selalu digasak habis oleh kawanan monyet yang turun dari Gunung Sawal,” katanya kepada harapanrakyat.com, Jumat (5/1/2024).

Menurutnya, sebelum banyak binatang monyet menyerang, hampir setiap perkebunan di sekitar hutan ditanami berbagai macam jenis tanaman palawija.

Namun semenjak kawanan monyet turun gunung dan menggasak lahan perkebunan, para petani pun kapok menanam palawija. Sebagai gantinya, saat ini mereka beralih menanam pohon kayu. 

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Cucu menjelaskan, alternatif menanam pepohonan, tidak lain agar tidak dirusak atau digasak kawanan monyet. 

“Tujuannya agar tidak menjadi incaran monyet. Para petani sekarang menggantinya dengan menanam pepohonan,” jelasnya.

Namun, sambungnya, jika para petani tetap ingin menanam palawija, ia pun mengimbau lebih baik menanamnya di sekitaran rumah.

Meski kawanan monyet yang turun dari Gunung Sawal tidak mencelakai manusia, tapi Cucu berharap agar instansi terkait dapat mengusirnya, atau mengembalikan ke habitatnya kembali.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

“Sebab, apabila tidak ada binatang monyet para petani bisa memanfaatkan lahan pertanian dengan pola agroforesti,” pungkasnya. (Dji/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)