Beranda Berita Subang Selama Operasi Lilin Lodaya 2021 Angka Lakalantas Turun 60 Persen

Selama Operasi Lilin Lodaya 2021 Angka Lakalantas Turun 60 Persen

a1d3adaaa775ace2ecda5a410f7290a4.jpg

KBRN, Subang : Angka Kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Subang, selama Operasi Lilin Lodaya 2021, atau pengamanan libur Natal dan Tahun Baru (Natatu), mengalami penurunan kasus hingga 60 persen, dibandingkan dengan Nataru tahun 2020 lalu.

Kasat Lantas Polres Subang AKP Luvky Martino SH, M. M, CHRA, melalui Kanit Gakkum Polres Subang Suharyadi SH mengungkapkan, jumlah kejadian 6 kasus lakalantas. Dari 6 kejadian tersebut, 2 orang diantaranya meninggal dunia, luka berat nihil, sedangkan luka ringan 10 orang, dan kerugian materi sebesar Rp17.500.000.

“Untuk Operasi Lilin Lodaya tahun 2021 alhamdulillah mengalami penurunan. Jumlah kejadian Lakalantas itu ada 6 kejadian, yaitu dua meninggal, luka berat nihil, dan luka ringan 10 orang, sedangkan untuk materi kita mengalami kenaikan kurang lebih Rp17.500.000” tutur IPDA Suharyadi kepada RRI di Subang, Senin (3/1/2021).

BACA JUGA:  Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan

Kanit Gakkum menyebutkan, jumlah kejaduan lakalantas tersebut dibandingkan dengan Operasi Lilin tahun lalu, yaitu dari tanggal 21 Desember 2020 s.d 04 Januari 2021, jumlah kejadian Lakalantas sendiri ada 10 kasus, terdiri dari empat orang meninggal, satu luka berat, dan luka ringan 13 orang,  sedangkan untuk materi jumlah materi hanya Rp7.000.000.

“Di tahun sebelumnya, terhitung pada 24 Desember 2020 hingga 04 Januari 2021 ada 10 kasus Lakalantas, yaitu empat orang meninggal,  satu luka berat, dan luka ringan 13 orang, sedangkan jumlah kerugian materi saja di tahun ini yang meningkat hampir 50 persen lebih dari Rp7.000.000, sekarang naik Rp17.500.500,” imbuhnya. 

BACA JUGA:  Mama Pagelaran, Ulama Sastrawan Inspiratif dari Subang

Berdasarkan data tersebut, IPDA Suharyadi berkesimpulan bahwa presentase Lakalantas di tahun 2021, khususnya pada saat Operasi Lilin Nataru mengalami penurunan. 

“Untuk presentase Alhamdulillah, kita mengalami penurunan 60 persen untuk jumlah kasus Lakalantas, jumlah meninggal dunia menurun 50 persen, luka berat 0 persen, dan luka ringan menurun 77 persen. Jadi hanya materi saja yang mengalami peningkatan” tuturnya. 

Menurutnya, kebanyakan peristiwa Lakalantas ini sering dialami oleh pengendara roda dua. Lokasi kejadian pun terdiri dari jalan desa, kabupaten, provinsi, dan nasional. Latar belakang peristiwa pun kebanyakan karena pengendara yang mengantuk. 

“Tempat kejadian itu terdiri dari jalan desa, Kabupaten, Provinsi, dan Nasional. Jadi di 2020 jalan nasional ada 5 kasus, jalan provinsi 5 kasus. Nah kalau 2021, yaitu jalan nasional 5 kasus, dan jalan provinsi 1 kasus. Jadi total ada 6 kasus” ujarnya. 

BACA JUGA:  Generasi Muda Subang Wujudkan Budaya Anti-Korupsi

Lebih lanjut, ia berkata bahwa waktu yang sering terjadi Lakalantas ini antara pukul 03.00 WIB s.d 06.00 WIB juga pada 07.00 WIB s.d 09.00 WIB. Hal itu karena dipengaruhi oleh pengendara yang mengantuk. 

“Terus untuk pola waktu kejadian itu pukul 03.00 WIB s.d 06.00 WIB dan 06.00 s.d 09.00 WIB. Artinya sering terjadi menjelang pagi hari atau pada saat dini hari karena pengendara sedang mengantuk” pungkas Kanit Gakkum.