Beranda Berita Nasional Selama Februari 2023, Terjadi Dua Kasus Keracunan Massal di Bandung Barat

Selama Februari 2023, Terjadi Dua Kasus Keracunan Massal di Bandung Barat

Belasan-Warga-di-Ciamis-Keracunan-Massal-Tapi-Ada-Keanehan.jpg

harapanrakyat.com – Selama Februari 2023, terjadi kasus keracunan massal di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Untuk itu, untuk mencegah terjadinya keracunan massal akibat makanan, Dinas Kesehatan Jawa Barat terus melakukan edukasi penyedia makanan (catering) hajatan. Edukasi itu untuk selalu menjaga dan memperhatikan sajian makanannya.

Pasalnya, kuat dugaan penyebab terjadi dua kasus keracunan massal itu akibat mengonsumsi makanan pada hajatan besar di Kabupaten Bandung Barat itu.

Baca Juga : Ratusan Warga di Bandung Barat Alami Keracunan Massal

Kasus pertama, yakni dua korban meninggal dunia dan 100 orang lebih harus mendapat perawatan intensif setelah mengonsumsi makanan. Kejadian itu terjadi di sebuah acara rajaban di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat pada 12 Februari 2023.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Kemudian pada 26 Februari 2023, kasus serupa kembali terjadi di Kampung Cijengkol, RW 05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Dalam peristiwa di Cijengkol ini, tercatat 200 orang yang terlaporkan mengalami keracunan dan 21 lainnya harus mendapat perawatan intensif di RSUD Lembang. Kejadian itu setelah warga mengonsumsi makanan dalam acara hajatan.

Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati mengatakan, agar kasus keracunan massal tidak kembali terjadi di daerah-daerah lainnya, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi. Tidak hanya kepada pengusaha catering, edukasi pun ia lakukan kepada masyarakat.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

“Yang paling penting ketika menyajikan hidangan atau makanan, yakni higienis dan kebersihan,” ungkapnya di Kota Bandung, Kamis (2/3/2023).

Tim Surveilans Cari Penyebab Keracunan Massal

Ia menuturkan, ketika terjadi kasus keracunan massal, maka tim surveilans di lapangan mengambil sampel, mencari penyebab dari keracunan dan melakukan penanganan pertama.

Salah satunya dengan melakukan koordinasi dengan pelayanan kesehatan, rumah sakit, dan lain sebagainya.

Meski demikian, ia mengakui, dalam hal pengawasan pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Melainkan juga turut melibatkan stakeholder terkait, seperti Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM).

Baca Juga : Pemprov Jawa Barat Siapkan Lahan Khusus PKL Masjid Al Jabbar

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Kasus yang dua terakhir di KBB itu semua dari acara hajatan. Mereka punya prasmanan dan mengolah makanannya sendiri,” ucapnya.

Dewi menjelaskan untuk kasus keracunan massal di KBB ini, pihaknya telah mengambil sampel makan yang diduga menjadi penyebab. Namun hasilnya masih menunggu hasil uji laboratorium.

“Untuk kasus pertama di Gununghalu, itu hasilnya sudah keluar bahkan ada korban meninggal juga. Itu karena di makanannya ada jamur, ada bakterinya. Artinya pengolahan makanannya ada yang tidak higienis atau bersih,” ungkap Ketua Tim Surveilans Dinkes Jawa Barat itu. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)