Beranda Berita Nasional Sejarah Situs Dalem Kanduruan di Kota Banjar, Penyebar Islam dari Mataram

Sejarah Situs Dalem Kanduruan di Kota Banjar, Penyebar Islam dari Mataram

IMG_20230617_220816.jpg

harapanrakyat.com,- Situs Dalem Kanduruan yang berlokasi di Dusun Sukahurip, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, rupanya memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Tak heran jika sampai sekarang situs tersebut sering diziarahi oleh masyarakat setempat.

Juru kunci Situs Dalem Kanduruan Surahman mengatakan, keberadaan situs budaya ini bermula dari adanya tokoh penyebar agama Islam yang berasal dari Kerajaan Mataram Islam.

Sejarah Situs Dalem Kanduruan di Kota Banjar Berdasarkan Riwayat Leluhur

Berdasarkan riwayat leluhur dan penelusuran sejarah yang tertulis dalam buku Yuganing Rajakawasa disebutkan, pada tahun 612 Prabu Wretikandayun yang merupakan putra Prabu Kandiawan dari Kerajaan Kendang, mendirikan kerajaan Galuh yang membawahi berbagai daerah. Salah satunya adalah Banjar.

Seiring berjalannya waktu berdirilah Kerajaan Mataram Islam di tanah air, dan sekitar tahun 1579 Kerajaan Sunda Pajajaran mulai terpinggirkan.

Baca Juga: Situs Gedeng Mataram, Tempat Singgah Pasukan Kerajaan Mataram Islam di Banjar

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sehingga, pada tahun 1595 Kerajaan Galuh dikuasai oleh Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Raja Sutawijaya atau Panembahan Senopati.

Menurut riwayat leluhur sejarah Situs Dalem Kanduruan, saat berkembangnya Kerajaan Mataram dalam menyebarkan agama Islam sekitar tahun 1641, terjadi peralihan kekuasaan dari Panembahan Senopati ke Sultan Agung.

“Untuk menyebarkan pengaruh kekuasaan dan agama Islam, pada masa itulah kemudian proses penyebaran Islam sampai ke wilayah Banjar Patroman,” tutur Surahman kepada harapanrakyat.com, Sabtu (17/06/2023).

Lanjutnya menjelaskan, Kerajaan Mataram pada saat itu memiliki banyak ulama besar untuk menyebarkan agama Islam atau ekspansi.

Dalam upaya memperluas pengaruh kerajaan, kemudian Sultan Agung mengutus sembilan ulama untuk menyebarkan agama Islam di daerah Banjar. Sekarang menjadi Banjar Patroman.

Sembilan ulama yang diutus Sultan Agung itu dipimpin oleh Dalem Adanaya Saka Sari Kusumah dengan gelar Kanduruan. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Situs Dalem Kanduruan.

BACA JUGA:  PNS vs ASN Ternyata Beda, Jangan Keliru Ya!

Baca Juga: Heboh Informasi 3 Anak Tenggelam di Sungai Ciseel Kota Banjar, Ternyata…

Penyebaran Islam di Sukamukti

Lebih lanjut Surahman mengatakan, dalam proses perjalanannya mengajarkan agama Islam, Dalem Adanaya Sari Kusumah tinggal di daerah Sukahurip, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman.

Ketika menyebarkan agama Islam, Dalem Adanaya sering mengaji dan bermusyawarah bersama para pengikutnya dengan duduk di sebuah batu berbentuk kursi. Batu tersebut sekarang disebut Batu Kasur Padasuka.

Selain itu, ketika tugas mengajarnya telah selesai, menurut sejarah Situs Dalem Kanduruan bahwa Dalem Adanaya Saka Sari Kusumah suka beristirahat di sebuah batu yang lain.

Kemudian tempat peristirahatan tersebut sekarang dinamakan dengan Batu Kasur Padasuka.

“Untuk batu tempat duduk itu sekarang disebut Batu Kasur Padasuka. Kalau tempat istirahatnya namanya sekarang Batu Kasur Padasuka,” terang Surahman.

Berjuang Melawan Belanda

Baca Juga: Asal Usul Nama Gunung Sangkur Kota Banjar hingga Legenda Sangkuriang

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Lanjutnya mengatakan, pada saat menjalankan tugasnya menyebarkan agama Islam, Dalem Adanaya Saka Sari Kusumah tidak selalu berjalan mulus.

Perjuangannya bukan hanya mendapat tantangan dari pribumi Banjar sendiri yang notabenenya pada saat itu beragama Hindu. Tetapi yang sangat besar tantangannya yaitu melawan kolonial Belanda.

Sehingga, pada sekitar tahun 1677 Dalem Adananya mendapat tugas membantu penyerangan terhadap Belanda bernama pasukan Mataram lainnya.

“Dalam penyerangan tersebut Dalem Adanaya terdesak oleh Belanda sampai ke tempat dimana beliau tinggal,” katanya.

Karena posisinya terdesak, maka dengan kekuatan ilmunya Dalem Adanaya dan rombongannya menghilang dari dunia nyata, sehingga tidak terlihat oleh pasukan Belanda yang mengejarnya.

Sampai sekarang ini, tempat menghilangnya Dalem Adanaya dan rombongannya kemudian dinamakan dengan Situs Dalem Kanduruan. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)