harapanrakyat.com,- Jumlah sampah di tempat pengelolaan akhir (TPA) Kota Banjar, Jawa Barat, berkurang hingga 21 persen. Berkurangnya sampah tersebut berkat terbentuknya pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat.
Namun begitu, upah untuk para pejuang Adipura yang berjasa mengurangi volume sampah di Kota Banjar belum mengalami kenaikan pada tahun ini karena terbatasnya anggaran.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar Sri Sobariah usai peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Taman Kota (Tamkot), Senin (20/2/2023).
Ia mengatakan, saat ini terdapat 3 Desa di Banjar yang sudah melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Ketiga desa tersebut yaitu Desa Waringinsari, Mulyasari dan Desa Mekarharja.
Menurutnya pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat turut berkontribusi pada menurunnya sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah di TPA Kota Banjar pun berkurang hingga 21 persen lebih.
Baca Juga: Ratusan Warga Banjar Berebut Kupon Makan Gratis, Ada Apa?
Berdasarkan data, kata Sri, biasanya dalam satu hari menghasilkan sekitar 60 ton sampah. Namun sekarang sampah yang masuk ke TPA berkurang 21,14 persen menjadi 50 ton per hari.
“Sekarang sampah ke TPA berkurang sampai 21,14 persen dari jumlah sampah yang dihasilkan per hari yaitu sekitar 60 ton,” kata Sri Sobariah kepada wartawan.
Target Sampah di Kota Banjar Berkurang 25 Persen
Lanjutnya menyebutkan, meski jumlah sampah yang masuk ke TPA berkurang hingga 21 persen tapi itu belum mencapai target karena target untuk pengurangan sampah harus mencapai 25 persen.
Belum tercapainya target pengurangan sampah hingga 25 persen tersebut menurutnya karena kesadaran warga masyarakat dalam pengelolaan sampah masih rendah dan perlu ditingkatkan.
“Sebetulnya target pengurangan sampah itu sampai 25 persen. Cuma belum mencapai target karena kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah lingkungan perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Lebih lanjut ditanya terkait kenaikan honor atau upah untuk petugas kebersihan Sri mengatakan, untuk saat ini belum ada kenaikan upah karena terkendala keterbatasan anggaran.
Adapun besaran honor para petugas nilainya bervariasi sesuai dengan lamanya masa kerja mereka. Ada yang Rp900 ada juga yang sampai Rp1 juta.
Kalaupun ada kenaikan, lanjutnya, itu untuk petugas babat rumput dan perawat taman. Kenaikan upah tersebut karena jumlahnya sedikit tapi risiko kerjanya tinggi.
“Saat ini belum ada kenaikan honor, belum ada. Mudah-mudahan bisa naik kalau ada anggarannya. Kami juga inginnya naik,” katanya.
“Untuk yang ada kenaikan baru petugas babat sama taman. Rata-rata (kenaikan upah) satu juta perbulan karena jumlahnya sedikit, risiko kerjanya tinggi,” ujarnya menambahkan. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)