harapanrakyat.com,- Pemkab Ciamis, Jawa Barat, melaksanakan rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Ciamis, Kamis (4/5/2023) di Aula salah satu hotel.
Kegiatan itu dihadiri langsung Wabup, Yana D Putra, yang merupakan ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Ciamis.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Ciamis, Drs Dian Budiyana M.Si mengatakan, rakor tersebut dilakukan dalam rangka mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan masing-masing koordinator, dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Ciamis.
“Selain evaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan, pada rakor ini juga kita sepakati berita acara untuk lokus stunting 2024,” ungkap Dian
Baca juga: Ciamis Raih Penghargaan Daerah Paling Inovatif dalam Penurunan Stunting di Jabar
Kemudian, dalam rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting Ciamis ini, masing-masing OPD yang tergabung dalam TPPS menyampaikan rencana aksi daerah (RAD) yang telah disepakati.
“RAD ini jadi acuan kebijakan masing-masing OPD dalam pelaksanaan program kegiatan penurunan stunting. Semoga kegiatan ini bisa mensukseskan pengentasan stunting di Ciamis,” katanya.
Target Penurunan Prevalensi Stunting di Ciamis
Sementara itu, Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra menuturkan, Pemkab Ciamis menargetkan angka prevalensi Stunting Ciamis bisa menjadi 14 persen.
“Saat ini masih di angka 18 persen, mudah-mudahan tahun 2024 turun jadi 14 persen,” katanya.
Diakuinya, tingkat prevalensi stunting di Ciamis sebenarnya rendah dan berada di bawah provinsi Jabar. Namun pemerintah Indonesia tahun 2024 menargetkan angka prevalensi stunting di angka 14 persen, bahkan untuk di provinsi Jawa Barat pada 2024 menargetkan zero stunting.
“Ini harus menjadi motivasi bagi semua tim percepatan penurunan stunting di Kabupaten Ciamis,mulai dari tingkat kabupaten, Kecamatan sampai Desa harus bekerja maksimal dalam penanganan stunting,” jelas Yana.
Kemudian tambah Yana, penanganan masalah stunting bukan hanya tugas Dinas Kesehatan dan DP2KBP3A saja, tapi perlu adanya kerja dari berbagai lintas sektor.
“Ada 10 OPD yang melaksanakan kegiatan penanganan stunting. Kita harap semuanya berkolaborasi, bersinergi agar angka prevalensi stunting di Ciamis turun jadi 14 persen,” ucapnya.
Yana menandaskan, upaya penanganan stunting ini bukan mengobati, tapi mencegah agar tidak terjadi bayi lahir dengan kondisi stunting.
“Sehingga berbagai program-program yang sudah direncanakan, agar dilaksanakan dengan baik dan benar di lapangan,” pungkasnya. (R8/HR Online/Editor Jujang)