SUBANG – Demi meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung swasembada pangan nasional, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperluas pendampingan bagi petani melalui Program Makmur.
Salah satu langkah nyata dari inisiatif ini adalah penyelenggaraan Safari Makmur di Subang, tepatnya di Gunungsari, Kecamatan Pagaden. Kegiatan ini mencakup penanaman padi di lahan kering sebagai bagian dari upaya peningkatan produktivitas pertanian.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pupuk Indonesia, Tina T. Kemala Intan, mengungkapkan bahwa Safari Makmur bertujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan petani melalui kemitraan strategis dengan berbagai pihak.
Layanan yang diberikan mencakup pengujian tanah, rekomendasi dosis pemupukan, serta pendampingan penggunaan pupuk yang efektif. Selain itu, program ini juga membantu petani terhubung dengan offtaker yang siap membeli hasil panen mereka.
Salah satu langkah konkret dalam Safari Makmur adalah uji demplot dengan penggunaan Pupuk NPK Formula Khusus Padi Gogo dan Benih Padi Inpago 13 Fortize di lahan seluas satu hektar.
Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara Pupuk Indonesia dan PSI-TP Kementerian Pertanian, dengan harapan dapat meningkatkan hasil panen padi gogo di lahan kering dari rata-rata 3–4 ton per hektar menjadi 6 ton per hektar.
Program Makmur, yang merupakan singkatan dari “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat,” dirancang sebagai ekosistem pertanian terpadu dari hulu ke hilir. Diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, program ini tidak hanya memberikan pendampingan teknis, tetapi juga memastikan petani memperoleh rekomendasi pemupukan berbasis data melalui fasilitas Mobil Uji Tanah (MUT). Dengan demikian, petani dapat mengoptimalkan kualitas tanah dan meningkatkan hasil pertanian mereka secara berkelanjutan.
Hingga akhir 2024, Program Makmur telah melibatkan 170.969 petani dengan total lahan mencapai 451.537 hektar di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut, komoditas padi mendominasi dengan luas lahan 124.845 hektar dan melibatkan lebih dari 40.000 petani.
Tahun 2025, Pupuk Indonesia menargetkan perluasan program ini hingga 500 ribu hektare, dengan 200 ribu hektare difokuskan untuk padi dan sisanya untuk komoditas lain seperti tebu, singkong, kopi, kakao, kelapa sawit, dan hortikultura.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Tina mengimbau petani yang terdaftar untuk segera menebus pupuk bersubsidi yang telah dialokasikan pemerintah sebesar 9,55 juta ton.
Kuota tersebut terdiri dari Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Formula Khusus 147.798 ton, serta pupuk organik 500.000 ton. Ia menegaskan pentingnya petani memanfaatkan alokasi ini dengan menebus pupuk sesuai ketentuan agar kuota tidak berkurang di tahun berikutnya.
“Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penyaluran pupuk bersubsidi dan pendampingan intensif bagi petani,” tutupnya.