Subang – Praktik pungutan liar (pungli) masih menjadi masalah serius di berbagai sektor di Subang. Hal ini diungkap oleh Bupati Subang terpilih, Reynaldy Putra Andita, yang menyebutkan beberapa fakta mengejutkan terkait pungli di wilayah tersebut.
Pungli pada Lowongan Kerja di Pabrik
Menurut Reynaldy, pungli paling parah terjadi saat seseorang ingin bekerja sebagai buruh di pabrik. Biaya pungutan untuk pria mencapai angka fantastis, yaitu hingga Rp25 juta, sedangkan untuk wanita berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.
“Masuk pabrik di Subang dipungut Rp25 juta untuk cowok,” ungkap Reynaldy dalam tayangan video di KDM Channel pada Senin (27 Januari 2025). Praktik ini menunjukkan ketidakadilan besar bagi masyarakat yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.
Biaya Pungli dalam Pembuatan KTP
Tidak hanya di sektor pekerjaan, pungli juga merambah ke administrasi kependudukan. Reynaldy mengungkapkan bahwa warga yang hendak membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) dikenakan pungutan liar dengan kisaran biaya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.
“Mau bikin KTP harus bayar Rp100 ribu, Rp150 ribu,” ujar Reynaldy, yang langsung mendapat respons terkejut dari Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
Pungli di Lokasi Wisata
Praktik pungli juga tidak luput terjadi di tempat wisata di Subang, terutama dalam urusan parkir. Hal ini menambah daftar panjang persoalan yang merugikan masyarakat Subang, baik dari segi ekonomi maupun keadilan sosial.
Harapan Perubahan
Fakta-fakta ini menjadi perhatian serius bagi pemimpin daerah, terutama untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Praktik pungli yang merajalela tidak hanya mencoreng nama baik Subang, tetapi juga menghambat perkembangan daerah secara keseluruhan.
Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil tindakan tegas untuk memberantas pungli di berbagai sektor. Hal ini penting untuk memastikan pelayanan publik yang bersih dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.