harapanrakyat.com,- Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan saran yang menarik kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), terkait masa depannya setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden.
Menurut Gerung, Jokowi dapat memanfaatkan keahlian hukum Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, sebagai perisai hukum yang efektif.
Kata dia, fenomena politik ‘balas dendam’ setelah masa tugas seorang Presiden adalah sesuatu yang perlu diatasi. Salah satu solusi yang diusulkan olehnya adalah melibatkan Yusril Ihza Mahendra sebagai perisai hukum Jokowi.
Dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, Gerung menjelaskan bahwa Indonesia masih memiliki budaya politik yang cenderung berbasis dendam. Ia memberi contoh sejarah politik Indonesia, seperti pemakzulan Presiden Gus Dur dan ketegangan politik antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa Jokowi, yang tidak memiliki partai politik sendiri, bisa menghadapi risiko serangan dari Presiden terpilih. Seperti Anies Baswedan dalam pemilihan Presiden 2024-2029 yang akan datang. Dalam konteks ini, Yusril Ihza Mahendra dianggap sebagai perisai hukum yang potensial.
Namun, Gerung juga menyoroti kerentanan perisai batin Jokowi. Ia membandingkannya dengan SBY, yang lebih stabil karena memiliki Partai Demokrat yang melindunginya.
Gerung berpendapat bahwa Jokowi seharusnya mempertimbangkan mengajak Prof. Yusril untuk menjadi Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden. Karena menurutnya, hanya Yusril yang dapat menyelamatkan Jokowi dalam situasi tersebut.
Baca juga: Celotehan Rocky Gerung Kembali Tuai Kecaman, Ganjar Pranowo; Cerdas
Saran Rocky Gerung kepada Jokowi Disambut Positif
Saran ini disambut positif oleh beberapa pengamat politik lainnya, termasuk Pangi Syarwi Chaniago dan Bivitri Susanti. Ia mengakui kelihaian Yusril dalam menjaga wibawa Presiden Soeharto di masa lalu.
Sementara itu, Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menekankan pentingnya pembentukan regulasi seperti Undang-Undang Transisi Kekuasaan Presiden. Hal ini, menurutnya, akan menjaga marwah mantan Presiden dan Wakil Presiden, menghindari penggunaan hukum sebagai alat balas dendam, dan memastikan proses transisi berjalan dengan beradab.
Pengamat politik Fachry Bachmid juga mendukung wacana regulasi tersebut. Berharap agar Indonesia dapat mengatur transisi kekuasaan dengan lebih baik di masa depan. Ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan menghindari ajang balas dendam yang merugikan negara.
Rocky Gerung memang kerap memberikan kritik dan masukan terhadap Presiden Jokowi. Terakhir kritiknya soal Jokowi “Bajingan Tolol” membuat heboh masyarakat.(R8/HR Online/Editor Jujang)