harapanrakyat.com,- Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkap minimnya anggaran untuk upaya pengendalian dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada tahun 2022.
Minimnya anggaran untuk penanganan HIV/AIDS tersebut pun disebut menjadi salah kendala dalam melaksanakan program-program sosialisasi pencegahan ke masyarakat terutama kelompok rentan berisiko.
Pengelola Harian Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Banjar, Syahid Burhani, mengatakan, tahun depan hibah untuk KPA sama dengan tahun ini yaitu Rp 25 juta. Kalaupun ada kenaikan anggarannya paling bertambah sekitar Rp 5 juta.
Baca Juga: Tahun 2022, Kasus ODHA di Kota Banjar Bertambah Jadi 44, 2 Meninggal Dunia
Terkait kegiatan peringatan Hari AIDS dari KPA mengikuti Dinas Kesehatan karena KPA tidak memiliki anggaran yang memadai.
Namun begitu, kata Syahid, untuk agenda sosialisasi dan upaya pencegahan sampai saat ini masih berjalan. Rencananya tanggal 2 Desember , KPA juga akan melakukan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS di SMAN 2 Banjar.
“Untuk agenda pencegahan masih tetap berjalan. Rencana besok kita akan sosialisasi di SMAN 2 Banjar,” kata Syahid kepada harapanrakyat.com, Kamis (1/12/22).
Lanjutnya menyebutkan, terkait temuan kasus pada tahun 2022 sampai dengan akhir tahun untuk data orang dengan HIV/AIDS atau ODHA bulan Desember masih menunggu validasi data dengan Dinas Kesehatan.
Meski demikian, ia memastikan pada tahun ini memang terjadi penambahan jumlah kasus ODHA. Selain itu juga terdapat dua ODHA yang meninggal dunia.
“Untuk Desember kita baru mau validasi data, yang pasti ada penambahan dan ada yang meninggal. Didominasi dari populasi kunci LSL, dan ini hampir di tiap kota/kabupaten se-Jawa Barat,” katanya.
Tahun 2022, Kasus HIV/AIDS di Kota Banjar Bertambah 44 Orang
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Banjar, Ika Rohantika menyampaikan berdasarkan data temuan kasus hingga bulan November 2022 terdapat penambahan kasus sebanyak 44 orang. Dua di antaranya meninggal dunia.
Adapun paling banyak persebaran atau temuan kasus ODHA tersebut, lanjutnya, paling banyak yaitu berasal dari komunitas laki-laki suka laki-laki (LSL). Meskipun, ada juga bayi dan seorang ibu rumah tangga yang terinfeksi namun paling banyak dari komunitas LSL.
“Untuk temuan kasus baru tahun 2022 sampai bulan November itu 44 orang. Untuk yang meninggal dua orang,” kata Ika Rohantika. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)