harapanrakyat.com,- Pemkot Bandung menambah stok beras pada operasi pasar beras medium menjadi 20 ton di setiap titiknya. Operasi pasar tersebut digelar di Kecamatan Antapani, Kiaracondong, Bandung Kidul, dan Cibiru.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, sebelumnya pasar murah beras medium menyalurkan 10 ton beras untuk masing-masing kecamatan.
“Ada juga yang 20 ton tapi tidak banyak, dan Pak walikota mendukung ini. Akhirnya semua kecamatan itu mendapatkan alokasi 20 ton beras,” ungkapnya seusai meninjau lokasi Operasi Pasar di Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/2/2023).
Baca Juga : Disdagin Kota Bandung Mulai Distribusikan MinyaKita
Menurutnya, harga yang dibandrol tetap sama yakni Rp 8.500 per kilogram atau Rp 42.500 per 5 kilogram.
“Tadi saya dengar sudah ada yang Rp 13 ribu per kilogram. Tapi saat pasar murah ini, tetap kita jual Rp 8500. Alokasi untuk satu orang rata-rata maksimal belanja 10 kg beras,” katanya.
Lebih jauh, agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaat pasar murah, maka pihak kecamatan pun memperketat persyaratannya.
“Kita lihat di Antapani itu seperti Pemilu. Yang sudah antri, panitia mencelupkan jari pembeli ke tinta agar tidak ada yang berulang. Sedangkan di Kiaracondong, menggunakan kupon. Kalau tanpa kupon, maka tidak bisa beli,” tuturnya.
Selain itu, warga yang datang harus membawa KTP sesuai dengan tempat tinggal masing-masing. Hal tersebut, untuk mencegah warga lain masuk dan membeli beras di kecamatan yang sedang diadakan operasi pasar.
Pendistribusian Beras Operasi Pasar Belum Ideal
Ia mengakui, pendistribusian jumlah beras dalam operasi pasar tersebut, belum ideal untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Namun, ia mengatakan, operasi pasar itu tepat sasaran karena langsung menyentuh masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga : Gelar Operasi Pasar Murah, Pemkot Bandung Salurkan 600 Ton Beras
“Misalnya di Kelurahan Babakan Sari, jumlah penduduknya itu hampir 40 ribu jiwa dan itu baru satu kelurahan” ujarnya.
Ema berharap, masyarakat menyadari jika kegiatan ini untuk kesejahteraan bersama. Jangan sampai ada yang mencari keuntungan pribadi semata.
“Maka kita berharap jangan sampai ada joki karena potensi itu bisa saja terjadi. Di sini sudah ada koordinasi yang maksimal bersama unsur terdekat dengan masyarakat yakni RT dan RW,” ucapnya. (Rio/R13/HR-Online/Editor-Ecep)