Plt Menkominfo, Mahfud MD, menegaskan bahwa peluncuran Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 ditujukan untuk pemerataan akses internet.
“Terutama, untuk keperluan pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, untuk masyarakat, TNI, dan Polri di seluruh wilayah tanah air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil (3T),” kata Mahfud, Senin (19/06/2023).
Menurut Mahfud, Satelit Republik Indonesia merupakan proyek strategis nasional untuk memberikan pelayanan publik di daerah 3T.
Khususnya, kata Mahfud, untuk sekolah, rumah sakit, kantor-kantor pemerintah, dan pos-pos Polri dan TNI di daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal.
Mahfud menegaskan, peluncuran ini juga sekaligus menjawab tudingan publik yang bilang SATRIA-1 milik pemerintah tersebut tidak ada fungsinya.
Pada kesempatan itu, Mahfud mengajak masyarakat Indonesia memanjatkan bersyukur karena peluncuran Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 berjalan lancar.
Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 Berhasil Diluncurkan
Sebelumnya, SATRIA-1 berhasil meluncur dari Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat.
SATRIA-1 rencananya akan menempati orbit 146°BT atau tepat di atas Pulau Papua Indonesia.
Plt Dirut BAKTI Kementerian Kominfo, Arief Tri Hardiyanto, menuturkan, peluncuran SATRIA–1 berlangsung dengan baik.
Menurut Arief, Satelit Republik Indonesia ini akan dipantau langsung Thales Alenia Space untuk memastikan perangkat pada SATRIA-1 berfungsi dengan baik.
Arief menjelaskan, SATRIA-1 meluncur dengan roket Falcon 9 milik SpaceX (Space Exploration Technologies Corporation).
SATRIA-1, Arief menambahkan, merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah Indonesia dan memiliki kapasitas paling besar di wilayah Asia.