Beranda Berita Nasional Pak RT Ungkap Kronologis AL Kabur dari Rumah, Diduga Dianiaya Ortu di...

Pak RT Ungkap Kronologis AL Kabur dari Rumah, Diduga Dianiaya Ortu di Kota Banjar

Pak-RT-di-lingkungan-AL-di-Kota-Banjar.jpg

harapanrakyat.com,- Ketua RT 14 RW 18 Sumanding Kulon, Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkap kronologis AL (14) kabur dari rumah orang tuanya yang diduga karena mengalami penganiayaan.

Ketua RT setempat Dede Syahrodin mengaku baru mengetahui adanya kabar seorang anak yang kabur dari rumah orang tuanya pada Selasa (14/11/2023) pagi.

Menurutnya, rumah orang tua AL masuk lingkungan Sumanding Kulon, Kelurahan Mekarsari bukan lingkungan Sukarame.

Saat itu ia didatangi oleh orang tua AL yaitu AH yang menyampaikan anaknya pergi dari dari rumah. Ia kemudian bersama orang tua AL bersama-sama mencari keberadaan anak tersebut. 

Baca Juga: Cerita Orang Tua AL di Kota Banjar, Pernah Aniaya Anaknya karena Tak Nurut

Tak berselang lama Pak RT mendapat informasi di RW 14 bahwa ada informasi anak hilang dan saat itu sudah dibawa oleh warga ke Polsek Banjar.

“Setelah ada informasi itu saya bilang sama ayahnya AL silahkan ambil di Polsek dengan baik-baik bahkan kamu harus minta maaf dan berterima kasih. Saat itu dia kemudian berangkat jemput anaknya,” kata Dede kepada wartawan saat menjenguk korban di RSUD Banjar, Senin (20/11/2023).

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kronologis AL Kabur dari Rumah, Pak RT Heran AL ada di RSUD

Lanjutnya mengatakan, selang satu hari kemudian setelah dibawa pulang ke rumahnya, ia ketemu dengan AH (orang tua AL) menanyakan keberadaan anak tersebut.

Saat itu AH menyampaikan bahwa anaknya sekarang sudah ikut sama kakaknya di Neglasari. Kemudian pada malam harinya ia mendapat informasi AL sedang dirawat di rumah sakit.

Dede pun mengaku kaget karena satu hari sebelumnya anak tersebut baru dibawa oleh kakak orang tua AL ke rumahnya di Desa Neglasari. 

“Nah kemarin saya sempat bengong saya nggak tahu si AL ini ada di RS. Kebetulan kemarin malam saya ditelepon sama Binmas Kelurahan, bilang katanya sekarang anaknya terlantar dan ada di rumah sakit,” katanya.

“Saya kaget. Loh kok bisa kan kemarin sudah dibawa pulang sama bapaknya dari Polsek terus dibawa sama kakaknya? Setelah itu saya langsung datang sama Binmas dan dua orang Kelurahan ternyata benar ada di rumah sakit ditemani sama Ua-nya,” ujarnya menambahkan.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

Anak Kebutuhan Khusus, Tak Tahu Ada Penganiayaan 

Lebih lanjut Dede mengaku tidak begitu mengetahui adanya dugaan penganiayaan terhadap AL. Hal itu karena ia tidak pernah mendengar ada suara keributan.

Bahkan Dede mengaku kaget ketika mendengar terdapat luka di badan AL. Ia pun sempat bertanya tentang luka-luka lecet yang ada di tangan AL kepada ayahnya. Namun saat itu, ayahnya mengatakan anaknya sering bermain air di kamar mandi.

“Meskipun itu tetangga saya rumah berhadapan tapi kan nggak tahu bahkan nggak kedengaran,” katanya.

“Umpamanya ada penganiayaan kan mungkin kedengaran sama tetangga karena berdekatan rumahnya mungkin ada tangisan ada teriakan. Ini nggak ada, makanya saya selaku ketua lingkungan juga heran kok bisa seperti itu lukanya,” ujarnya.

Ketika ditanya soal kondisi AL merupakan anak berkebutuhan khusus, menurutnya anak tersebut kemungkinan memiliki kekurangan (keterbelakangan mental).

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

Kondisi tersebut setelah melihat kakaknya AL juga disekolahkan di sekolah luar biasa atau SLB. Selain itu, AL juga sudah pernah ditawari sekolah, tapi anaknya tidak mau.

“Mungkin seperti itu, jadi istilahnya ada kekurangan gitu. Itupun kakaknya kan perkiraan sudah kelas 4 SD tapi kan sekarang sekolahnya itu di SLB jadi kemungkinan ada kekurangan,” katanya.

Dede juga menyatakan orang tua AL kondisinya juga sama. Bahkan menurutnya, warga di lingkungan setempat juga sudah mengetahui keadaan orang tua AL.

“Kalau orang tuanya? Ya seperti itulah kalau ditanya-tanya kadang nyambung kadang nggak. Kita tanya sini jawabnya ke sana. Bapaknya juga begitu kalau diajak bicara bisa nyahutin tapi kadang nggak nyambung,” katanya.

“Ada kekurangan tapi saya kan nggak bisa nyebutin seperti itu, susah menceritakan karena ini kekurangan orang. Warga juga sudah pada tahu” katanya menambahkan. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)