harapanrakyat.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menanggapi kasus difteri yang terjadi di wilayah Garut, Jawa Barat yang menyebabkan 8 warga meninggal.
Budi mengatakan, terjadinya kasus difteri itu lantaran kedisiplinan masyarakat untuk imunisasi masih rendah, khususnya Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT).
Menkes menilai, faktor tersebut menjadi penyebab meninggalnya 8 warga Garut, karena virus difteri.
Baca Juga : DPRD Kota Bandung Minta Dinkes Jemput Bola Pencegahan Difteri
“Kasus difteri, lalu penyakit kusta di Aceh dan Campak Rubela di Papua. Sebenarnya merupakan penyakit-penyakit lama. Tapi kemudian muncul kembali karena disiplin masyarakat yang rendah,” ungkapnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023).
Menurutnya, ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masyarakat banyak yang enggan keluar rumah untuk memberikan imunisasi kepada anaknya, termasuk imunisasi DPT.
“Saat pandemi, mereka enggak bisa ke posyandu atau puskesmas. Sehingga lupa bahwa anaknya harus mendapat imunisasi dasar, yang menjadi cover dari campak rubella, kusta, dan difteri. Saya lihat, anak-anak yang di Garut itu tidak diimunisasi, yang akhirnya menyebabkan terjadinya outbreak difteri,” ucapnya.
Baca Juga : Sempat Ada Laporan Dua Kasus Difteri, Kota Bandung Tingkatkan Imunisasi DPT
Budi menuturkan, agar kasus difteri tidak kembali terjadi di daerah lainnya, Kementrian Kesehatan akan terus melakukan berbagai upaya, salah satunya pendekatan kepada para tokoh baik agama maupun masyarakat.
“Jadi sekarang kita melakukan pendekatan kepada pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat atau agama. Dengan demikian, bisa meyakinkan lagi masyarakat bahwa imunisasi ini penting untuk menyelamatkan anak-anak kita,” ujarnya.
Sebagai informasi, kasus meninggal akibat wabah difteri di Desa Sukahurip ,Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat bertambah menjadi 8 orang setalah sebelumnya ada 7 orang. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)