Beranda Berita Nasional Menguak Kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto, Pernah Masuk Daftar Orang Terkaya di...

Menguak Kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto, Pernah Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

Presiden-Soeharto.jpg

harapanrakyat.com,- Harta kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto sangat jarang tersorot. Presiden RI ke-2 yang berkuasa selama 32 tahun itu pernah masuk dalam daftar orang terkaya ke-6 di dunia versi majalah Forbes.

Selain majalah Forbes, The Washington Post juga sempat menerbitkan liputan mengenai harta kekayaan Soeharto pada tahun 1998.

Dalam situs resminya surat kabar tersebut menyebutkan bahwa Soeharto memiliki kekayaan bersih sebesar USD 16 miliar, jika dalam rupiah setara dengan Rp 245,2 triliun. Kemudian, kekayaan bersama keluarga jumlahnya mencapai USD 30 miliar, atau setara Rp 459,8 triliun.

Selama berkuasa menjadi Presiden RI ke-2, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang selalu hidup sederhana, meskipun pada kenyataannya ia sangat kaya raya.

Presiden Indonesia yang satu ini lebih sering memilih tinggal di rumah pribadinya yang berada di Jalan Cendana, Jakarta, ketimbang tinggal di Istana Kepresidenan. 

Harta Kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto

Merangkum dari berbagai sumber, sebagian besar harta kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto ini berasal dari jaringan yayasannya yang ia pimpin.

Baca Juga: Opini WTP dari BPK RI Bukan Prestasi, Jokowi: Itu Kewajiban

Soeharto memiliki sejumlah yayasan yang dikelola oleh istri dan keluarganya. Baik bergerak bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan, seperti Yayasan Dharmais, Yayasan Supersemar, dan lainnya.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series di Sirkuit Gery Mang

Uangnya oleh badan amal dikumpulkan dan dipakai untuk mendukung operasi politik Golkar sebagai partai yang berkuasa kala itu. Tak hanya itu, Soeharto juga punya real estate di sejumlah kota besar di Indonesia.

Selama orde baru menjabat sebagai presiden, Soeharto dikenal dengan kediktatorannya. Namun, pada tahun 1998 gerakan mahasiswa se-Indonesia berhasil melengserkan Soeharto dari kekuasaannya.

Presiden RI ke-2 Soeharto terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998, seiring dengan krisis ekonomi yang sangat parah melanda Indonesia di tengah revolusi.

Beberapa bulan pasca kejatuhannya, tepatnya tanggal 6 September 1998, Soeharto berbicara kepada rakyat Indonesia melalui siaran televisi swasta punya keluarga Cendana.

Ia berbicara mengenai harta kekayaannya. “Saya tidak mempunyai uang satu sen pun,” kata Soeharto.

Apa yang Soeharto katakan bukan tanpa alasan. Karena beberapa hari sebelumnya Kejagung (Kejaksaan Agung) mengumumkan adanya indikasi penyimpangan dalam penggunaan anggaran dana yayasan yang Soeharto kelola.

Lewat tayangan tersebut, Soeharto seolah membantah temuan terkait penyimpangan penggunaan dana yayasan miliknya.

Baca Juga: Soeharto dan Hartinah, Kisah Cinta Orang Biasa dan Keturunan Ningrat

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Soeharto Bangun Sistem Terstrtuktur

Kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto dari seluruh yayasannya itu diketahui mencapai Rp 4 triliun. Sedangkan, ia sendiri memiliki 72 rekening bank dengan nilai deposito mencapai Rp 24 miliar. Sementara, keluarga Cendana punya tanah yang luasnya hingga 400 ribu hektar.

Nominal harta kekayaannya yang fantastis itu tentu sangat erat kaitannya dengan kesuksesan Soeharto menjadi Presiden RI selama 32 tahun.

Lantas, bagaimana cara mendapatkannya? Langkah pertama yang Soeharto lakukan yaitu membangun sistem terstruktur, tentu saja yang bisa menguntungkan.

Ross H McLeod dalam jurnalnya berjudul “Soeharto’s Indonesia: A Better Class of Corruption” (2000), menyebut bahwa Soeharto yang menyandang pangkat Jenderal Besar itu banyak bersentuhan dalam dunia bisnis, sehingga terjalin kedekatan dengan sejumlah pengusaha besar.

Relasi Soeharto yang terkenal salah satunya pendiri Salim Group, yakni Liem Sioe Liong. Hubungan antara Soeharto dengan Salim seperti simbiosis mutualisme.

Sebagai presiden, Soeharto memastikan bisnis Liem berjalan baik. Maka sebagai timbal baliknya, Liem pun memberikan pundi-pundi cuan kepada Soeharto.

Baca Juga: 5 Artis Mantu Keluarga Cendana, Ini Daftarnya!

Tak hanya itu, Soeharto juga sering mempekerjakan kenalannya dalam berbagai proyek negara. Mulai dari kalangan militer, sipil, maupun keluarganya sendiri.

BACA JUGA:  FIM MiniGP Indonesia Series 2024: Kompetisi Sengit Pembalap Muda di Sirkuit Gery Mang

Langkah tersebut membuat pengaruhnya semakin luas. Ia pun bisa dengan mudah menjadikan mereka sebagai mesin pendulang uang.

Termasuk putra-putrinya yang sukses membangun bisnisnya sendiri. Tentu saja berkat nama besar bapaknya sebagai presiden sehingga bisnis mereka pun berjalan lancar. Hal ini pun menjadi penyumbang besar harta kekayaan keluarga sang presiden.

Amankan Uang di Bank Swiss dan Bank Austria

Bukan cuma aset, Soeharto ternyata menyimpan uang miliaran dolar di bank Swiss. Hal ini terungkap pasca pengundurannya dari jabatan Presiden RI. Ia pun bergerak cepat mengamankan harta kekayaannya.

Berdasarkan laporan dari The United States Treasury, Soeharto saat itu mentransfer uang dari bank Swiss sebesar USD 9 miliar ke rekening bank Austria.

Sedangkan, Time Warner Inc sebagai lembaga keuangan internasional menyebutkan bahwa, kekayaan Presiden RI ke-2 Soeharto berupa uang sebesar USD 15 miliar. Termasuk dengan USD 9 miliar di bank Swiss yang telah Soeharto transfer ke bank Austria.

Namun, banyak yang meyakini bahwa jumlah uang sebanyak itu hanya sebagian kecilnya saja, dari apa yang Soeharto miliki selama menjabat sebagai Presiden RI sejak tahun 1966 hingga 1998. (Eva/R3/HR-Online)