Berita Ciamis (Harapanrakyat.com),- Sebuah kursi yang terbuat dari batu giok di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dipercaya sebagai salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Panjalu. Selain terdapat tulisan Arab dan tahun 804 hijriah, kursi ini konon memiliki kekuatan magis.
Pengurus Yayasan Borosngora Panjalu R Erly Risandy mengatakan kursi giok ini memiliki gambar sejumlah simbol Panjalu. Seperti dua ekor harimau, naga dan kujang. Selain kursi, adapun 55 batu giok lainnya yang memiliki simbol serupa.
“Benar, kebetulan saya pengurus Yayasan Borosngora panjalu. Hari ini saya mengurus sebanyak 55 batu giok dengan simbol Panjalu,” ujar Erly, Sabtu (01/09/2022).
Erly menerangkan, batu giok tersebut datang sendiri kepada pengurus Yayasan Borosngora. Konon, benda tersebut diantarkan oleh mahluk tak kasat mata dengan mengenakan pakaian para prajurit tempo dulu.
“Sesuai penuturan, pada 16 tahun lalu pada saat tengah malam ada segerombolan orang yang mengantarkan kursi batu giok dengan berpakaian prajurit. Kemudian langsung menyimpannya ke depan rumah. akan tetapi setelah orang yang mengantarkan itu tidak ada,” ungkapnya.
Baca Juga: Bumi Alit Saksi Sejarah Kerajaan Panjalu Ciamis
Keesokan harinya, pada kursi tersebut terdapat tulisan bahasa Arab dan beberapa gambar. Seperti tulisan 804 Hijriyah atau 1400 Masehi.
“Saya simpulkan bahwa kursi batu giok ini merupakan peninggalan pada masa Kerajaan Panjalu,” jelasnya.
Erly menyebut batu giok tersebut konon memiliki kekuatan magis. Setelah adanya kursi giok ini muncul hal-hal yang tidak masuk akal. Bahkan batu giok itu menyambung satu dengan yang lainnya padahal penemuannya pada tempat yang berbeda.
“Wallahualam, hanya allah yang tahu akan semua ini. Karena kalau saya ceritakan memang tidak masuk akal,” ungkapnya.
Erly berharap khususnya kepada semua generasi muda untuk tetap merawat dan melestarikan semua peninggalan sejarah.
“Maka dari itu saya mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya Tatar Galuh Ciamis untuk ikut terus melestarikan sebuah peninggalan sejarah. Supaya tidak punah dari generasi ke generasi selanjutnya,” pungkasnya. (Fahmi/R9/HR-Online/Editor-Dadang)