Beranda Berita Nasional Mengenal Eyang Kaliwon, Sang Penjaga Batas Galuh Ciamis

Mengenal Eyang Kaliwon, Sang Penjaga Batas Galuh Ciamis

Mengenal-Eyang-Kaliwon-Sang-Penjaga-Batas-Galuh-Ciamis.jpg

harapanrakyat.com,- Belum banyak yang tahu bahwa di Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terdapat situs Makam Embah atau Eyang Kaliwilon. Padahal, Embah Kaliwon ini terkenal sebagai sang penjaga batas kota Galuh Ciamis.

Seperti diketahui, bahwa Ciamis terdapat banyak situs budaya dari berbagai masa dan peradaban sejarah.

Baca Juga: Situs Cidehem di Sandingtaman Ciamis Ramai Dikunjungi Peziarah

Bahkan, julukan terbaru saat ini untuk Tatar Galuh Ciamis adalah Kota Seribu Situs.

Tidak hanya di daerah, di pusat Kota Ciamis juga terdapat beberapa situs. Nah, salah satunya adalah Situs Makam Embah Kaliwon ini.

Sejarah Eyang Kaliwon, Sang Penjaga Batas Kota Galuh Ciamis

Sosok yang legendaris ini berasal dari Cirebon keturunan Galuh. Bentuk makam Embah ini unik, berupa punden berundak yang terdapat di bukitan.

Menurut beberapa orang, bahwa masyarakat dari beberapa daerah sering mengunjungi makam tersebut. Tujuannya hanya ingin melakukan doa dan berziarah di makam tersebut.

Dosen Kegaluhan Unigal Ciamis, Ilham Purwa mengatakan, Eyang Kaliwon merupakan salah satu pasukan atau bala tentaranya Galuh.

Saat itu, ia mendapat tugas sebagai penjaga batas di pusat Galuh wilayah kota Utara, yang berbatasan dengan Sungai Cileueur atau Sungai Cimamut.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

“Embah Kaliwon berdomisili atau ditugaskan di posnya, yang sekarang itu menjadi Kelurahan Maleber dan dusunnya juga saat ini menjadi Dusun Kaliwon atau kampung Kaliwon. Situsnya juga sekarang menyatu dengan pemakaman umum,” katanya, Kamis (27/7/2023).

Baca Juga: Kisah Pasukan Kerajaan Mataram Menghilang di Situs Dalem Kanduruan Kota Banjar

Kenapa dinamakan Kaliwon? Ilham menjelaskan, karena dulunya kampung-kampung itu menamakan bloknya seperti Dusun Kaliwon, Wage, Pon dan yang lainnya. Bahkan, di tempat lain juga saat ini masih ada.

“Teman atau partner Eyang Kaliwon itu yakni Eyang Jagapati, juga sama sebagai penjaga batas atau wilayah teritorial Kabupaten Galuh,” jelasnya.

Namun, sambungnya, posisi Eyang Jagapati dulu tugasnya di Bubulak (Kelurahan Maleber). “Karena pos pemantauan Kabupaten Galuh berada di situ untuk wilayah Utara,” ucapnya.

Ilham mengungkapkan, seiring berjalannya waktu, masih tetap wilayah tersebut (Bubulak) dijadikan pos pengamanan teritorial. Di antaranya di sana ada rumah Belanda.

“Saat zaman Belanda itu juga jadi pos pengamanan,” ungkapnya.

Letak Makam Embang Kaliwon

Lanjutnya menambahkan, di situs tersebut tidak hanya ada makam Eyang Kaliwon. Namun juga terdapat dua makam lainnya, yakni dua istrinya.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Kemudian untuk posisi makamnya itu berada di bukitan, dalam arti posisi makamnya paling atas.

“Jadi posisi makamnya itu di terletak di posisi punggungan paling atas, atau dalam bahasa sundanya Ngalingga Manik. Menandakan bahwa tokoh tersebut adalah tokoh penting. Di sekitar makam sang penjaga batas Galuh Ciamis, juga ada makam Patih Kuningan dan keluarga dari Cirebon Girang,” terangnya.

Menurut Ilham, yang menjadi ciri khas makam dari Galuh, susunan jirat makam dan nisannya terbuat dari batu alami, yakni andesit beku. Sehingga berbeda dengan yang lain.

Baca Juga: Situs Gedeng Mataram Kota Banjar, Belanda Pernah Dibuat Bingung karena Ini!

Karena rata-rata peninggalan-peninggalan Galuh, susunan makamnya dengan batu, baik di timur, utara, selatan maupun barat.

Sebab saat itu dalam masa transisi corak pra Islam tapi masih dipakai di masa Islam.

“Menandakan bahwa agama dan budaya adalah dua hal yang berbeda, tetapi tidak pernah bisa dipisahkan,” tuturnya.

Makam Eyang Kaliwon Ramai Peziarah

Ilham menjelaskan, jasa-jasa Eyang Kaliwon ini merupakan salah satu pendiri atau yang membuka Kampung Maleber. Selain itu juga sebagai sang penjaga batas atau teritorial Kabupaten Galuh wilayah Kota Utara.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

“Intinya, menjaga keamanan baik dari marabahaya maupun mobilitas penduduk. Makanya beliau berpartner dengan Eyang Jagapati,” jelasnya.

Eyang Kaliwon sendiri saat itu menjabat di masa era Bupati Galuh Raden Tumenggung Wiradikusumah, sekitar pada tahun 1800.

Ilham menuturkan, makam Embah Kaliwon ini memang sering sejumlah warga dari luar daerah di Kabupaten Ciamis datang atau berziarah.

Secara nilai sains sangat bersejarah, karena makam tersebut merupakan salah satu situs cagar budaya yang sudah terdaftar di Disbudpora Ciamis.

“Makam seperti ini secara budaya masyarakat masih banyak yang menziarahi. Kalau secara agama, ziarah itu orang-orang untuk mendapat karomah. Tapi ada juga yang kita hindari atau antisipasi terhadap orang-orang yang melakukan penyimpangan,” tuturnya.

Menurutnya, biasanya masyarakat melakukan ziarah ke Situs Makam Eyang Kaliwon ketika bulan Maulid dan Muharam atau malam Jumat Kliwon.

“Sebetulnya pengunjung itu gimana niatnya. Namun yang harus peziaran hindari adalah niat yang menyimpang,” pungkasnya. (Ferry/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)