harapanrakyat.com,- Terkait maraknya korban investasi bodong di Tasikmalaya, Jawa Barat, pengamat ekonomi DR Edy Suroso menyarankan agar pemerintah segera melangkah mengedukasi masyarakat.
Karena menurut pengamat ekonomi asal Tasikmalaya itu, selain mengedukasi masyarakat, pemerintah juga harus membuat mitigasi untuk mengupdate. Atau membuat sinyal-sinyal dimana investasi yang dicurigai harus dirilis.
“Jadi, investasi yang sudah jelas terbukti bodong itu harus dirilis, disosialisasikan secara rutin. Karena kemarin juga ada mahasiswa yang sampai terjaring. Pada intinya pihak Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu harus sering-sering merilis investasi bodong yang ada,” kata Edy Suroso yang juga sebagai dosen pasca sarjana Unsil Tasikmalaya, kepada harapanrakyat.com, Jumat (30/12/2022).
Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat bisa mengetahuinya. Namun, rilis daftar investasi bodong dari lembaga pemerintah masih kurang.
Banyak sekali yang menjadi korbannya orang-orang berpendidikan tinggi. Edy menjelaskan, dari hasil riset, investasi bodong ini sebetulnya ada yang namanya irasional.
“Sebetulnya mereka melek terhadap investasi. Satu sisi mereka juga punya pendapatan. Tetapi mereka tidak puas kalau hanya dari tabungan, deposito atau dari depiden saham. Mereka ingin cepat-cepat kaya. Ini karateristik masyarakat 300 dolar karena ingin cepat kaya,” ujarnya.
Baca Juga: Ada Lagi, Korban Arisan dan Investasi Bodong Lapor Polisi di Tasikmalaya
Marak Korban Investasi Bodong di Tasikmalaya Akibat Telat Melapor
Selain itu, lanjut Edy, tanggapan dari aparat penegak hukum (APH) juga lambat. Mereka terkadang melaporkannya pun lambat. Karena biasanya para korban berusaha sendiri dulu untuk mencari dan mengejar.
Sebab, mereka merasa malu sudah tertipu. Kalau dari awal ketika ada sinyal bahwa ini adalah investasi bodong. Kemudian mereka segera melapor ke APH, pasti si pelaku investasi bodong itu tidak bisa lari atau kabur.
“Pelaku rata-rata sudah kabur, karena masyarakat yang ikut investasi bodong ada rasa malu. Sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari atau mengejarnya secara diam-diam,” terangnya.
Edy juga mengatakan bahwa saat ini kes piscking. Uang kas menjadi raja sehingga ketika berinvestasi harus betul-betul berhati-hati. Terlebih kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja.
Maka yang paling aman untuk saat ini uang lebih baik ditabung saja. Kalaupun untuk investasi, minimalnya bisa berkonsultasi dengan konsultan investasi jika investasinya itu besar.
“Lebih baik menggunakan jasa konusultan investasi. Sekali lagi, kondisi ekonomi yang saat ini Kes Pisking, jadi harus sangat berhati-hati dalam invesatasi. Kita harus sadar, tidak semua orang ingin cepat kaya. Rasionalitas harus tetap digunakan,” pungkas Edy Suroso. (Apip/R3/HR-Online/Editor-Eva)