harapanrakyat.com,- Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bina Putera Banjar, Jawa Barat harus berdaya saing. Hal itu disampaikan Ketua STISIP Bina Putera Banjar saat prosesi wisuda 72 mahasiswa STISIP di Gedung Banjar Convention Hall (BCH), Kamis (5/10/2023).
Ketua STISIP Bina Putera Banjar, Tina Cahya Mulyatin, mengatakan, wisuda sarjana angkatan XIX tersebut diikuti oleh 72 wisudawan yang berasal dari program studi ilmu pemerintahan dan administrasi.
Dari 72 lulusan Bina STISIP Bina Putera Banjar diharapkan, nantinya dapat mengisi dunia kerja. Baik di pemerintahan, profesional maupun menjadi enterpreneur atau wirausaha.
Berdasarkan data data tiga tahun ke belakang, hampir 70 persen para lulusan STISIP Bina Putera Banjar mampu menempati dunia kerja dengan ragam profesi.
“Tahun ini diikuti oleh 72 wisudawan. Harapannya lebih dari 80 persen angkatan ini bisa terserap dunia kerja. Apalagi sebagian wisudawan juga sudah menempati dunia kerja,” katanya kepada wartawan usai acara.
Baca Juga: Cara Mahasiswa STISIP BP Banjar Cegah Ketergantungan Gadget di Hari Anak Nasional
Lanjutnya menambahkan, pihaknya akan meningkatkan kompetensi mahasiswa melalui berbagai program yang telah dicanangkan. Seperti pertukaran pelajar, penempatan magang dan kompetensi lainnya.
“Kami dari lembaga berkolaborasi melakukan program-program peningkatan kompetensi. Seperti pertukaran pelajar, magang di dunia kerja serta program lainnya untuk mendukung kompetensi lulusan,” katanya.
Kampus Harus Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi
Sementara itu, Analis Tatalaksana Pokja Hukum, Kepegawaian, dan Tatalaksana, LLDIKTI Wilayah IV Jabar, Hedi Naufal, mengatakan, kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi harus selalu meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Kampus juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai akademik.
Kompetensi tersebut seperti hard skill, maupun soft skill seperti penguasaan bahasa asing, meningkatkan wawasan global sesuai nilai-nilai pancasila. Tujuannya agar nantinya lulusan kampus mampu berdaya saing.
Ia juga berpesan agar perguruan tinggi dan mahasiswa berperan aktif menjalankan program yang telah diamanatkan oleh Kemendikbudristek. Program tersebut adalah menangani dan mencegah terjadinya kekerasan seksual, intoleransi dan diskriminasi.
“Kami berharap mahasiswa meningkatkan kompetensi dengan terus belajar dan melakukan penelitian. Kemudian juga fokus melakukan upaya pencegahan intoleransi dan kekerasan seksual,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)