Beranda Berita Subang Lini Masa, 1 Dekade KOTASUBANG.com

Lini Masa, 1 Dekade KOTASUBANG.com

kotasubang-01.jpg

Sebenarnya ceritanya jauh dari 10 tahun yang lalu. Berawal dari kegelisahan saya ketika berselancar di dunia maya. Dalam setiap pencarian kata Subang di mesin pencari ketika itu, seringkali yang banyak muncul adalah hal-hal negatif tentang Subang. Prostitusi, korupsi, atau kecelakaan mewarnai pemberitaan-pemberitaan tentang Subang saat itu. Sangat jarang media mainstream nasional yang mengulas tentang potensi Subang. Media lokal pun ketika itu belum seramai sekarang. Website resmi Pemkab pun ketika itu seperti tidak ada yang mengurus.

Dari sana lah saya kemudian mulai berfikir untuk menyajikan sisi lain Subang melalui dunia maya. Bahwa banyak hal lain yang juga menarik untuk diangkat tentang Subang dan perlu disampaikan kepada masyarakat luas. Kota tercinta ini harus dikenal karena potensinya bukan karena prostitusi dan kasus korupsinya.

Mulailah saya ketika itu membuat blog, sekitar tahun 2009. Blog terakhir saya adalah tatarsubang.blogspot.com, masih bisa dibuka hingga saat ini. Isinya lebih banyak terkait wisata dan budaya. Blog inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal KOTASUBANG.com. Hingga sekitar tahun 2013 ada sahabat yang berbaik hati memberikan domain dan hosting secara gratis kepada saya. Namanya Musthari pemilik kedai Paste, pionir kedai kopi saat itu sebelum kedai-kedai kopi menjamur seperti saat ini. Lalu jadilah KOTASUBANG.com, semua artikel yang ada di blog saya ketika itu kemudian dipindahkan ke website baru.

Sebelumnya, sejak 26 Juni 2012 saya membuat akun twitter dengan nama @kotasubang, kontennya tentu saja berbagi informasi terutama hal positif tentang Subang. Ketika itu twitter sangat efektif sebagai media komunikasi. Melalui akun tersebut bahkan bisa langsung direspon cepat oleh wakil gubernur, gubernur hingga menteri ketika menyampaikan berbagai urusan penting terkait Subang ketika itu. Dari sinilah nama KOTASUBANG.com kemudian juga dipilih menjadi nama domain. Dan tanggal pertama menulis status di twitter inilah yang kemudian dijadikan tanggal lahir KOTASUBANG.com. Meskipun pada awal kemunculannya banyak yang mengkritisi nama KOTASUBANG.com, namun nyatanya nama ini bertahan hingga saat ini.

BACA JUGA:  Tempat Wisata The Ranch Ciater: Tiket, Harga Makanan & Menu (November 2024)

Sejak saat itu KOTASUBANG.com terus berupaya menyajikan sudut pandang lain tentang Subang, lebih banyak membahas terkait wisata, budaya, sejarah dan berbagai potensi lainnya yang dimiliki Kabupaten Subang. Berbagai penjuru Kabupaten Subang telah kita jejaki mulai dari ujung muara Cilamaya yang sungainya bau dan menghitam hingga situ Talun Talagasari, dari muara kali Sewo Patimban hingga danau sakral Cipabeasan di Bukanagara. Dari Cimayasari perbatasan Purwakarta yang banyak terdapat lubang-lubang raksasa bekas galian pasir hingga Sanghyang Tikoro sungai Cipunagara perbatasan Sumedang. Di mana di antara tempat-tempat tersebut terdapat berbagai potensi dan hal menarik yang bisa diceritakan yang tentunya membuat kami lebih memahami Subang.

Selanjutnya KOTASUBANG.com kemudian banyak berpartisipasi bersama gerakan-gerakan komunitas sosial budaya. Medio 2014 kami memulai ekspedisi pencarian sang maestro Toleat, alat musik yang diakui sebagai alat musik khas Subang. Hingga kemudian kami menemukan tempat perisirahatan terkahir sang maestro yang ternyata kondisi kehidupannya terbilang memprihatinkan diakhir hayatnya. Dari sini, Pemkab Subang kemudian mengelar Rekor MURI Toleat.

Tahun 2015 – 2016 kami concern berbartisipasi pada gerakan sosial budaya yang mengangkat sejarah Kabupaten Subang. Diantaranya menggelar diskusi-diskusi untuk menjadikan corak pada artefak bejana perunggu untuk menjadi motif batik khas Subang. Bejana perunggu sendiri menjadi artefak penting yang menggambarkan betapa tingginya peradaban Subang pada masa prasejarah. Dari gerakan ini kemudian lahirlah Perda Batik Khas Subang, salah satu Perda tentang budaya yang pernah dibuat DPRD Subang.

BACA JUGA:  Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Ahmad Yani Pasirkareumbi Subang, Polres Siap Tindak Truk Material

Tahun 2016 – 2017 KOTASUBANG.com banyak terlibat dalam gerakan sosial kemasyarakatan. Bersama para akademisi, peneliti, serikat buruh dan masyarakat terlibat dalam penelitian dampak industrialisasi di Subang dan diskusi-diskusi terkait kesiapan Subang dalam menghadapi Industrialisasi dan dibangunnya Pelabuhan Patimban. Dari berbagai diskusi, gerakan ini kemudian mendorong untuk dibuatnya Perda Ketenagakerjaan. Dari gerakan ini kemudian lahir buku Manifesto Perubahan #Subangbaru.

Tahun 2018 KOTASUBANG.com mulai mengoptimalkan multimedia untuk liputan pariwisata bersama tim konten kreator Emzy Ardiwinata, Wisnu Setia Ramdani, Rully Ramadhan, Andre, Saeful Anwar dan Sandy Hallymansyah. Kami mulai membuat liputan potensi keindahan pelosok Subang. Potensi wisata pertama yang kami liput adalah bukit Pamoyanan. Hasilnya luar biasa. Dari hasil liputan itu, bukit Pamoyanan tiba-tiba booming. Hal ini kemudian sedikit banyak memicu munculnya lokasi-lokasi wisata baru yang berbasis di desa di berbagai pelosok Kabupaten Subang.

Tahun 2019 KOTASUBANG.com mulai concern untuk memunculkan potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Subang. Dari berbagai pelosok Subang ternyata banyak tersimpan generasi kreatif Subang yang harus diperkenalkan lebih luas. Tahun itu juga bahkan kami mempersembahkan sebuah lagu karya kolaborasi untuk hari jadi Kabupaten Subang berjudul Subang Kita Semua.

Dapat ditelusuri, KOTASUBANG.com juga kemudian menjadi semacam referensi dari berbagai pihak yang melakukan penelitian tentang Subang. Bukan hanya di dalam negeri, namun ternyata hingga ke mancanegara. Bukan hanya KOTASUBANG.com yang menyadur artikel dari Belanda dan ternyata juga sebaliknya dapat ditelusuri ada pula media Belanda yang menyadur dari KOTASUBANG.com.

Tahun 2021 lalu bahkan KOTASUBANG.com dihubungi oleh peneliti dari Belgia yang meminta bantuan untuk memberikan informasi terkait artefak bejana perunggu. Selama beberapa bulan kami sering berkomunikasi membahas Bejana Perunggu, yang katanya hanya ada 20 buah di dunia. Jika peneliti luar negeri saja intens untuk mencari informasi terkait benda peninggalan sejarah itu, maka pastilah artefak itu memiliki arti yang sangat penting untuk Subang.

BACA JUGA:  10 SMA Terbaik di Subang 2024, Swasta Masuk Daftar Teratas

Hingga saat ini KOTASUBANG.com terus concern untuk mengangkat keindahan alam, budaya, sejarah dan potensi kabupaten Subang lainnya, karena inilah kekayaan Subang yang harus orang ketahui. Kami melihat citra Subang itu menjadi buruk karena oknum-oknum pejabat korup. Namun nama Subang harum oleh karya maestro Toleat yang bahkan miris diakhir hayatnya harus mengamen dari pasar ke pasar. Nama Subang harum oleh ratusan seniman Sisingaan yang mengenalkan Subang hingga ke mancanegara. Nama Subang harum oleh penabuh gembyung, genjring, sinden-sinden kahot, dan ribuan seniman lainnya.

Nama Subang harum oleh sahabat-sahabat kreatif pengrajin replika robot di Ciasem, pengrajin seeng dan golok di Tanjungsiang, musisi yang tampil hingga ke mancanegara, petani muda dari Pabuaran yang mengajarkan petani di perbatasan negara dan banyak lagi talenta-talenta lainnya yang harus diangkat melalui media.

KOTASUBANG.com akan terus berkembang. Saat ini exposure media sosial KOTASUBANG.com baik Instagram, Twitter, Youtube dan Facebook telah menjangkau jutaan pemirsanya. Jangkauan halaman Facebook Kota Subang misalnya, bulan ini sudah hampir mencapai 10 juta orang. Hal ini tentunya sebuah kepercayaan yang harus balas dengan karya yang lebih berkualitas.

Terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang memahami kami dan percaya dan mohon maaf atas segala ketidaksempurnaan. Terimakasih juga kepada semua orang-orang baik dibelakang layar KOTASUBANG.com, yang tidak bisa disebutkan di sini.

Doakan kami agar tetap konsisten mengenalkan potensi dan membangun citra baik tentang Subang serta menebarkan energi positif….

-Budiana Yusuf-