
Subang – Siapa sangka, ikan-ikan kecil yang biasanya hanya dianggap ‘anak bawang’ di Tempat Pelelangan Ikan, kini justru jadi bintang lapangan! Di Desa Rawa Meneng, Subang, para nelayan menemukan jalan ninja baru untuk cuan—berkat tangan dingin dari Pertamina NRE dan program kece badai: Desa Energi Berdikari.
Nah, jangan bayangkan program ini cuma soal ceramah dan rapat-rapat. Ini aksi nyata, sobat! Bayangkan saja: ikan rucah—yang dulunya dibuang begitu saja karena dianggap enggak laku di pasar—kini naik kasta menjadi tepung ikan, bahan pakan unggas dan ikan yang gizinya gak main-main. Dan, makin keren lagi, alat pengering ikannya digerakkan oleh tenaga surya alias PLTS. Matahari Subang? Kini bukan cuma bikin gosong, tapi juga bikin cuan!
Pertamina NRE dan PT Jawa Satu Power (JSP) kompak turun gunung. Mereka tak cuma memberi edukasi, tapi juga menyuntikkan PLTS berkapasitas 2.200 watt peak (Wp). Artinya, para nelayan bisa mengeringkan ikan tanpa harus ngutang ke PLN. Lebih hemat, lebih hijau, dan pastinya lebih bahagia!
“Desa Rawa Meneng punya potensi luar biasa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Rika Gresia, sang Manager Corporate Communication Pertamina NRE, dalam siaran pers, Sabtu (14/6/2025). Ia juga menambahkan bahwa PLTS ini membuat biaya produksi olahan ikan jadi lebih irit. Uang listriknya bisa dialihkan buat beli sambal atau mungkin… sekalian upgrade jaring?
Ketua KUD Mina Karya Baru, Pak Karyono, dengan wajah cerah—secerah langit Subang di siang bolong—menjelaskan, “Biasanya ikan rucah dibuang karena harganya sangat rendah. Tapi sekarang, bisa kami olah jadi tepung ikan.” Mesin pengering berbasis matahari pun jadi pahlawan baru di kampung nelayan ini. Tidak hanya menyelamatkan ikan rucah dari nasib tragis, tapi juga membawa harapan baru bagi 175 nelayan yang tergabung dalam koperasi.
Tak kalah penting, CEO Pertamina NRE, John Anis, menyelipkan filosofi mendalam: “Transisi energi itu bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal membangun masyarakat yang mandiri energi dan ekonomi.” Wah, ini sih bukan sekadar program, tapi semacam gerakan revolusi energi berbalut cinta lingkungan dan semangat gotong royong!
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, juga menambahkan, “Kami sudah bangun 172 Desa Energi Berdikari. Tujuannya, ya supaya ekonomi jalan, karbon berkurang. Dua-duanya dapet, bukan kaleng-kaleng!”
Kini, dari aroma laut Subang, lahirlah harapan baru: desa nelayan yang tak cuma jago mancing, tapi juga piawai mengolah potensi lokal jadi penggerak ekonomi. Ikan kecil tak lagi jadi korban, tapi justru jadi kunci perubahan besar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Pertamina NRE Dukung Nelayan Subang Olah Limbah Ikan Jadi Cuan”, klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2025/06/14/14404501/pertamina-nre-dukung-nelayan-subang-olah-limbah-ikan-jadi-cuan