Beranda Berita Nasional Kronologi Dugaan Penganiayaan Siswi SMA di Tasikmalaya yang Viral di Medsos, Ada...

Kronologi Dugaan Penganiayaan Siswi SMA di Tasikmalaya yang Viral di Medsos, Ada Intimidasi?

Kronologi-Dugaan-Penganiayaan-Siswi-SMA-di-Tasikmalaya-yang-Viral-di-Medsos.jpg

harapanrakyat.com,- Anne Yuniarti, kuasa hukum siswi SMA di Kota Tasikmalaya beberkan kronologi dugaan penganiayaan terhadap kliennya yang viral di media sosial.

Anne mengatakan, kejadian bermula saat seorang siswa laki-laki di salah satu SMA Negeri di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat itu sedang iseng dengan menyentil cat di tembok yang sudah rusak di dalam kelas.

“Sepertinya anak laki-laki tersebut tidak berniat iseng ke siapapun, hanya saja cat temboknya mengenai seorang siswa laki-laki lainya,” katanya, Senin (22/5/2023).

Kemudian, Anne melanjutkan, siswa laki-laki yang terkena cat tembok tersebut marah hingga terjadi percekcokan.

“Lalu, teman laki-laki yang lainnya berusaha melerai. Itu yang melerai juga dipukul,” lanjutnya.

Awal Mula Kronologi Dugaan Penganiayaan Terhadap Siswi

Karena percekcokan antara kedua laki-laki tersebut tidak berhenti, Anne menjelaskan, kliennya kemudian berusaha ikut melerai.

“Kata-kata persisnya saya lupa, cuman begini, ‘ngapain sih kalian gitu-gitu aja berantem’. kemudian si AR (Inisial siswa SMA terduga pelaku-red) ini kemudian marah,” jelasnya.

“Si AR berkata, ‘kamu kalau bukan cewe sama saya mati-mati’. Terus korban (Klien Anne) bilang begini, ‘emang kalau saya cewek kenapa’,” lanjut Anne.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Baca Juga : Siswi SMA di Tasikmalaya Diduga Dianiaya Temannya, Ibu Korban Minta Keadilan

Dari situ kronologi dugaan penganiayaan terhadap siswi SMA kliennya bermula. Di mana menurut Anne, setelah itu terjadi pemukulan di bagian pelipis mata kanan sebanyak dua kali terhadap siswi kliennya. 

Bahkan, korban sampai terdorong hingga pelipis mata bagian kirinya membentur tembok dan mengakibatkan luka robek.

“Jadi lukanya bukan oleh tangan, tapi kena tembok. Teman-temanya sempat histeris karena ada darah korban berceceran, luka robek sebanyak tiga jahitan,” ungkapnya.

Selain Penganiayaan, Ada Dugaan Intimidasi

Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah memanggil keempat siswa yang terlibat. Saat itu, Anne menyebut, ada dugaan korban mengalami intimidasi dari ibu terduga pelaku.

“Saya mendengarkan sendiri rekamannya, kata – kata yang keluar dari ibu tersebut juga memang. Jangankan orang tua korban, kami aja mendengarnya ko gitu. Itu tidak seharusnya demikian,” ujarnya.

Melihat kronologi dugaan penganiayaan terhadap siswi SMA kliennya, Ia memahami ketika ibu korban sampai curhat di media sosial untuk mencari keadilan sebagai seorang ibu. Kemudian, terkait langkah hukum pihaknya akan menjalankan sesuai prosedur hukum yang berlaku. 

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Baca Juga : Nekat Aniaya Anggota TNI, Pria di Garut Diringkus Polisi

“Sebetulnya sudah dicabut laporanya, tapi rasa keadilan si ibu korban ini tidak terpuaskan kemudian mencoba melaporkan lagi. unit PPA sudah mengakomodir laporannya, karena itu hak semua warga negara boleh melaporkan,” tuturnya.

“Saya sebagai kuasa hukumnya mendampingi sejauh mana proses ini akan berlanjut, atau kemudian di tengah jalan ada konsiliasi antara keluarga pelaku dan korban, It’s ok,” ungkap Anne.

PPA Sayangkan Adanya Dugaan Intimidasi

Direktur Taman Jingga Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan, Ipa Zumrotul Falihah menyayangkan adanya dugaan intimidasi saat pihak sekolah memanggil siswa yang terlibat dan disana terdapat salah satu orang tua terduga pelaku.

“Intimidasi dengan bahasa-bahasa yang seharusnya tidak keluar dari mulut orang tua. Mungkin niatnya baik untuk membela anaknya,” katanya.

Dalam kronologi dugaan penganiayaan dan intimidasi siswi SMA di Tasikmalaya itu terjadi di lingkungan sekolah. Menurutnya, seolah-olah ada keberpihakan terhadap siswa tertentu.

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Akan tetapi, kalau salah caranya dan di lingkungan sekolah. Lalu seolah-olah ada keberpihakan pada salah satu di antara yang 4 anak sekolah ini, jadi yang 3 merasa tidak adil. Terutama satu orang yang ibunya curhat di media sosial,” lanjutnya.

Baca Juga : Bikin Haru! Perempuan Ini Ajak Ibunya Jalan-Jalan Setelah Merantau 2 Tahun di Jakarta

Tak hanya itu, lanjut Ipa, ada terlontar bahasa seolah-olah punya relasi kuasa, yang mana katanya anak pejabat bisa seenaknya mengintimidasi anak orang. Ia pun merasa heran ada kejadian seperti itu di lingkungan sekolah.

“Seharusnya pihak sekolah merangkul kalaupun ada kejadian seperti itu, karena mereka juga anak didik kita. Seharusnya pihak sekolah lebih bijaksana menyikapinya sehingga tidak ada yang tersentuh dan akhirnya melapor ke orang tua,” Pungkasnya.

Sementara itu, terkait kronologi dugaan penganiayaan siswi salah satu SMA Negeri di Kota Tasikmalaya ini, pihak sekolah sekolah belum memberikan keterangan apapun. (Apip/R12/HR-Online/Editor-Rizki)