Beranda Berita Subang Kritik Pedas GPI Subang: “Gubernur Jawa Barat, Lagi Asyik Nganjang Lupa Prioritas?”

Kritik Pedas GPI Subang: “Gubernur Jawa Barat, Lagi Asyik Nganjang Lupa Prioritas?”

Kritik GPI Subang terhadap Dedi Mulyadi

SUBANG — Kalau politik adalah panggung sandiwara, maka kali ini Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi alias KDM, sedang disorot lampu sorot dengan nada tinggi dari arah panggung Subang. Bukan dari lawan politik atau influencer TikTok biasa, tapi dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kabupaten Subang, yang baru-baru ini tampil lantang bak orator dalam konser perubahan.

Lewat unggahan video di akun TikTok mereka, @gpi.subang, Ketua Umum GPI Subang, Diny Khoerudin—yang akrab dipanggil Pidi, tidak segan menyentil sang gubernur dengan kritik tajam yang terasa seperti perasan jeruk nipis di atas luka anggaran. “Kami anggap Gubernur Jawa Barat tidak memahami skala prioritas. Buktinya, justru banyak mengadakan acara ‘nganjang ka warga’ yang memakan anggaran besar dan tidak efisien. Bahkan dalam kegiatan tersebut, warga miskin dipertontonkan di atas panggung,” ujar Pidi, Senin (7/7/2025).

BACA JUGA:  Judul:Suporter Persikas Ditahan Usai Bentangkan Spanduk, Gubernur Jabar Murka

Bayangkan, bukannya mengundang investor atau menambah lapangan kerja, menurut Pidi, yang terjadi justru semacam pertunjukan sedih: rakyat kecil jadi tontonan, bukan jadi perhatian utama.

Tak berhenti sampai di situ, GPI Subang juga menyoroti “tren rebranding” fasilitas publik ala KDM. Seperti RSUD Al-Ihsan yang mendadak jadi RS Welas Asih, dan gedung negara di Cirebon yang berubah nama jadi Bale Jaya Dewata. Sekilas memang terdengar syahdu, tapi ternyata menyisakan tumpukan pertanyaan administratif yang tidak kalah menyesakkan.

BACA JUGA:  Digerebek di Parkiran Karaoke, Pria Ini Kedapatan Bawa "Snack" 2,67 Gram Sabu!

“Perubahan nama itu berdampak pada urusan administratif seperti kop surat, resep dokter, dan dokumen lainnya. Ini bukan hanya tidak efisien, tapi juga menghilangkan sisi historis. Jangan berlindung di balik alasan kearifan lokal jika justru mengabaikan efisiensi dan skala prioritas,” sindir Pidi, dengan nada yang bisa membuat printer kantor ikut berkedip panik.

GPI Subang pun memberi pesan khusus, bukan untuk KDM saja, tapi juga ditujukan kepada Bupati Subang agar tidak latah ikut-ikutan kebijakan yang, kata mereka, lebih mirip festival gimmick daripada solusi konkrit.

BACA JUGA:  Mahasiswa Bersuara, DPRD Subang Menyimak: Aksi Lanjut Bukan Sekadar Gertakan Kampus!

“Banyak kegiatan yang tidak penting justru diprioritaskan. Sementara berbagai persoalan mendasar malah disepelekan. Kami berharap Bupati Subang dapat mengambil sikap berbeda, fokus pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan rakyat,” ujar Pidi tegas, seolah memberi alarm sebelum Subang juga ikut-ikutan ‘ganti nama tapi lupa esensi.’

Menurut GPI, ini bukan asal cuap atau gaya-gayaan protes, tapi bentuk cinta terhadap keberjalanan pemerintahan yang sehat, akuntabel, dan berpihak pada yang kecil, bukan hanya yang viral.