KBRN, Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal mendalami tewasnya sejumlah penghuni kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin.
Komnas HAM menduga, jumlah penghuni yang tewas lebih dari tiga orang.
“Sebenarnya angka tiga (jumlah korban tewas) itu angka Sabtu kemarin. Itu yang kami bilang lebih dari satu, dan saat ini kami sedang mendalami lagi, karena potensial juga bertambah,” kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, seperti dikutip RRI.co.id, Senin (7/2/2022).
Anam mengungkapkan, sedikitnya terdapat 52 orang yang menghuni kerangkeng manusia tersebut.
Berdasarkan peninjauan langsung, Komnas HAM juga menemukan adanya dugaan kekerasan terhadap penghuni kerangkeng berikut pola, bentuk, hingga alatnya.
“Kalau soal kondisi dan sebagainya seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, kami menemukan adanya kekerasan, bentuk kekerasan, pola kekerasan, sampai alat kekerasannya,” ucap Anam.
Diketahui, kedatangan Choirul Anam ke KPK untuk meminta keterangan Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin, terkait temuan kerangkeng manusia itu.
Permintaan keterangan dilakukan di KPK lantaran Terbit berstatus tahanan lembaga antirasuah tersebut, usai ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap proyek di lingkungan Pemerintah Kabupaten Langkat.
Seperti diberitakan, temuan kerangkeng manusia di kediaman Terbit mulanya diungkap Migrant CARE.
Atas hal itu, Migrant CARE melaporkan Terbit ke Komnas HAM.