Beranda Berita Nasional Kirab Mahkota Binokasih di Ciamis, Bukti Persaudaraan Galuh dengan Sumedang

Kirab Mahkota Binokasih di Ciamis, Bukti Persaudaraan Galuh dengan Sumedang

Mahkota-Binokasih.jpg

harapanrakyat.com,- Kenang sejarah perjalanan mahkota asal Galuh dalam hari ulang tahun Kabupaten Ciamis ke-381, Dinas Pariwisata Ciamis gelar kirab Mahkota Binokasih. 

Rd Eli R,  Budayawan Yayasan Borosngora Panjalu Kabupaten Ciamis mengatakan, mahkota Binokasih merupakan mahkota raja Sunda yang dibuat oleh Sanghyang Bunisora, Raja Galuh 1357- 1371).

Baca juga: Kirab Mahkota Binokasih akan Meriahkan Hari Jadi Kabupaten Ciamis Tahun Ini

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Namun, pada saat terjadi peperangan masa lalu, mahkota tersebut berhasil selamat kemudian diserahkan kepada Raja Sumedang Larang. 

“Dengan adanya kirab ini setelah 700 tahun lalu seolah-olah pulang kampung. Apalagi mitosnya Sumedang dan Panjalu berseteru, padahal sebetulnya saudara,” terangnya. 

Sementara itu, Camat Kawali Yayan Heryana mengatakan, pihaknya sangat bahagia karena mahkota tersebut bisa kembali ke tempat asalnya meski hanya sesaat. 

BACA JUGA:  Peringati Hakordia 2024, DAHANA Sosialisasi Update SMAP

“Adanya mahkota Raja Galuh ke Balereka Paminton Niskala Astana Gede ini membuktikan bahwa Astana Gede merupakan Cikal Kerajaan,” ujarnya. 

Kirab ini, kata Yayan, merupakan momen yang memiliki kesan mendalam. Apalagi dari mahkota tersebut ada nilai-nilai luhur dari ceritanya, sehingga dapat meningkatkan persaudaraan. 

Di tempat yang sama, Kabid Destinasi Wisata Dian Kusdiana menyebut mahkota binokasih tersebut terbuat dari bahan emas. Bahkan, salah satu mahkota yang beratnya 8 kilogram dan paling tua di Asia Tenggara. 

BACA JUGA:  DAHANA Aktif Mengembangkan Produk Alutsista Indonesia

Melalui kirab ini, kata Dian, tidak lain untuk mengenang sejarah perjalanan Mahkota yang berasal dari Galuh. 

“Sebelum ke Pendopo Ciamis, mahkota ini sementara kita simpan di Balereka Paminton Niskala, meski prosesinya di Taman Surawisesa karena Astana Gede sebagai cikal bakal kerajaan,” pungkasnya. (Eji/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)