harapanrakyat.com,- Korban keracunan sate jebred di Garut, Jawa Barat, terus bertambah. Selain menelan korban meninggal, korban rawat pun kini bertambah. Hingga Kamis (12/10/2023), korban keracunan makanan tersebut mencapai 46 orang, sementara korban meninggal 3 orang.
Sate jebred memang harganya murah meriah sehingga kerap diburu konsumen. Sate ini biasanya dijual di pasar, warung, atau pedagang asongan di Garut.
Tapi, siapa sangka jika sate jebred bisa menyebabkan orang yang mengonsumsinya mengalami keracunan. Bahkan hingga ada yang meninggal dunia. Lalu, apa yang salah dengan sate jebred ini?
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dr Asep Surahman menjelaskan, pada umumnya efek keracunan makanan yang pasien rasakan mengalami pusing, mual, muntah, dan diare.
Gejala tersebut biasa terjadi jika keracunan makanan. Namun, kalau sampai menimbulkan korban tewas baru terjadi kali ini di Garut.
“Bisa saja dari cara pengolahannya yang salah, terkontaminasi bakteri atau kuman. Bisa juga karena kimia. Tetapi hal tersebut harus dibuktikan melalui hasil laboratorium,” kata Asep Surahman, Kamis (12/10/2023).
Baca Juga: Belasan Orang Diduga Keracunan Sate Jebred, Seorang Warga Garut Meninggal Dunia
Pertama Kali Kasus Keracunan Sate Jebred di Garut
Lanjutnya menyebutkan, ada dua kemungkinan yang bisa menyebabkan mikroorganisme bakteri biologis.
“Karena rentang waktunya lumayan, dari mulai konsumsi sampai dengan gejala, itu rata-rata 12 jam. Tapi tingkat kefatalannya juga lumayan kalau korbannya sampai ada yang meninggal. Berarti ada faktor kimia yang masuk, bakteri pun bisa seperti itu. Tapi harus tetap dibuktikan di laboratorium,” terangnya.
Asep juga menjelaskan, gejala keracunan makanan sering pasien anggap biasa saja. Karena itulah tidak secepatnya memeriksakan ke medis. Padahal itu bisa memperburuk kondisi tubuh.
“Bisa berbagai macam. Kekuatan racun itu lebih cepat bisa. Atau korban menganggapnya biasa karena awam. Misal menganggap sakit perut biasa, lalu minum obat dari warung. Jadi bisa dari berbagai faktor. Untuk pasti setelah hasil lab keluar,” katanya.
Biasanya Dinkes Garut tangani kasus keracunan makanan hajatan. Kalau keracunan jajanan sate jebred yang memakan korban jiwa, ini terbilang kasus perdana di Garut.
“Kalau keracunan jajanan sate jebred baru kali ini. Biasanya dari masakan hajatan. Kalau sate-sate dulu sempat ada, tapi di hajatan. Keracunan makanan itu muntah, pusing, sakit perut, diare. Itu gejala khasnya pasti sama,” pungkasnya.
Dalam kasus keracunan sate jebred di Garut, petugas kepolisian telah mengamankan 3 orang, yakni sebagai produsen, pengolah, dan pedagang. (Pikpik/R3/HR-Online/Editor: Eva)