KBRN, Bandung: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), menggelar Program PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM tahun 2022.
Melalui tema “Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar”, program digelar secara daring melalui platform YouTube Rumah Belajar Kemdikbud, dari tanggal 22 hingga 24 Juni 2022.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pada sambutannya mengatakan, Program PembaTIK yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 tersebut, dapat berjalan berkat dukungan para guru, para orang tua, serta pelajar di seluruh Indonesia yang terus bersama, bergerak bersama untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
“Dengan mengikuti program ini, saya yakin seluruh guru akan sangat terbantu dalam menyusun rancangan pembelajaran dan menerapkannya dalam kelas,” kata Nadiem, melalui keterangan resminya, Sabtu (25/6/2022).
Nadiem juga memberikan dorongan untuk seluruh pelajar di Indonesia dan Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN), mengikuti program Kihajar STEM (Science, Technology, Engineering, Math) yang telah diinisiasi sejak tahun 2006.
“Melalui program ini adik-adik dapat mengeksplorasi banyak hal-hal yang baru, menarik, dan membuat proyek-proyek seru di bidang sains, teknologi, matematika. Dalam perlombaan ini nantinya ada yang menang dan ada yang kalah, tapi yang lebih penting adalah adik-adik sudah berani mencoba, berani berkarya, berani berkompetisi,” imbuh Nadiem.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusdatin, Muhamad Hasan Chabibie mengungkapkan kegembiraannya, melihat antusiasme dari para peserta kompetisi PembaTIK dan Kihajar STEM 2022.
“Animo jumlah pendaftar yang tinggi membuktikan bahwa para pendidik kita ingin meningkatkan kompetensi diri terutama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran,” ujar Hasan.
Ia berharap program PembaTIK dan Kihajar yang seluruh tahapannya digelar secara daring pada tahun 2022 ini, dapat menjadi ajang untuk mewujudkan Merdeka Belajar bagi pendidik dan peserta didik di Indonesia, melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Ditemui dalam kesempatan terpisah, guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Plus Satu Atap 1 Merauke, Khoirul Anam menuturkan pengalamannya mengikuti ajang PembaTIK 2021, lalu kemudian akhirnya dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar Provinsi Papua tahun 2021.
“Manfaat yang saya rasakan adalah dapat meningkatkan kompetensi literasi, implementasi serta berbagi dan berkolaborasi dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, serta mendapatkan sertifikat nasional di setiap levelnya. Kesulitan dan keterbatasan akses internet di daerah menjadi tantangan, ketika harus menyelesaikan tugas-tugas yang banyak dalam waktu terbatas,” jelas Khoirul.
Senada dengan itu, pengalaman baik juga diceritakan oleh Generasi Kihajar (Gen Kihajar) tahun 2021 dari tim SILN Davao, Filipina, Raja Fatwa Ad Daffa Siregar dan Almobin Rabika Callaga.
“Kami mendapatkan pengalaman, wawasan yang banyak, dan juga menjadi lebih berani berbicara saat presentasi sehingga kekompakan tim menjadi terlatih,” ungkap Raja dan Almobin.
PembaTIK memiliki standar kompetensi TIK untuk guru yang terdiri dari empat kompetensi yaitu literasi, implementasi, kreasi, serta berbagi dan berkolaborasi. Pada level kompetensi berbagi dan berkolaborasi akan terpilih guru-guru terbaik (Sahabat Rumah Belajar) yang berpeluang mengikuti seleksi calon Duta Rumah Belajar (DRB).
Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi yang dapat diikuti oleh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) agar dapat memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif.
Tahun 2022, pendaftaran Kihajar STEM dilakukan melalui aplikasi Rumah Belajar yang bisa diunduh di _playstore_. Sementara, pendaftaran PembaTIK dilakukan melalui laman simpatik.belajar.kemdikbud.go.id.