Deskripsi Meta:
SUBANG — Di tengah udara sejuk Ciater yang menggoda untuk rebahan, justru semangat literasi malah berkobar di Villa Sari Alam, Jumat (20/06/2025). Bukan karena ada diskon buku, tapi karena hadirnya para penggerak literasi dari seluruh Jawa Barat dalam ajang Kemah Literasi GLN Gareulis 2025. Ya, betul! Ini bukan kemah biasa, ini kemahnya para penyala semangat membaca!
Acara ini tak hanya soal memasang tenda dan api unggun, tapi juga ajang adu gagasan dan penyusunan program kerja untuk lima tahun ke depan. Pengurus GLN Gareulis dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Barat resmi dikukuhkan dalam suasana yang penuh semangat, kopi panas, dan ide-ide segar.
Dengan tema kece: “Kemah Literasi Membangun Penggerak Literasi Tangguh, Berkomitmen, dan Memilih Integritas untuk Mengembangkan Literasi di Nusantara”, acara ini sukses menjadi magnet bagi para pegiat literasi untuk saling berbagi, belajar, dan berkolaborasi.
Turut hadir sosok penting nan inspiratif, Bunda Literasi Kabupaten Subang, Ega Anjani Reynaldy, S.IP., bersama Ketua Dharma Wanita Subang, Hj. Siti Nuraeni Nuroni, S.IP. Duo srikandi ini tak sekadar duduk manis di kursi tamu, tapi ikut terjun langsung, menyambut peserta dan menebar semangat.
Sementara itu, Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Dra. Hj. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, M.Si., memberikan sambutan hangat. Beliau menyatakan bahwa acara ini selaras dengan visi Pemprov Jabar dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas keilmuan. Singkatnya, literasi itu bukan urusan guru Bahasa Indonesia saja!
Nah, Bunda Literasi Subang, Bu Ega—yang tampil elegan sekaligus energik—tidak hanya menyapa dengan senyum manis, tapi juga menaburkan pesan-pesan cerdas yang bikin para peserta manggut-manggut sambil nyari catatan.
“Orang yang membaca hari ini, akan memimpin dunia esok hari. Karena lewat membaca kita membuka pikiran, lewat membaca kita memahami dunia dan lewat membaca, kita bisa membentuk masa depan yang lebih baik, lebih beradab, dan lebih manusiawi,” ucapnya penuh makna, sekaligus bikin merinding literatif.
Tak hanya satu-dua, Bu Ega menyampaikan empat pesan sakti soal pentingnya membaca. Nih, simak baik-baik, siapa tahu bisa jadi caption IG:
- Membaca itu bikin otak kita kritis dan bijak, bukan cuma kritis kalau pulsa habis.
- Imajinasi dan kreativitas tumbuh subur dari kebiasaan membaca. Anak yang rajin baca lebih kaya ide daripada yang cuma main game.
- Semua ilmu berawal dari membaca. Mau jadi ilmuwan, seniman, atau petani modern—semua butuh baca.
- Dan tentu saja, makin banyak membaca, makin percaya diri. Nggak gampang dibohongi hoaks dan lebih siap tampil di depan umum.
“Jangan tunggu pintar untuk membaca, tapi membacalah agar menjadi pintar,” seru Bu Ega, dengan nada yang tak sekadar menyentuh, tapi juga membakar semangat. Ia juga mengajak untuk menjadikan literasi sebagai gaya hidup, bukan tugas akhir semester.
Acara ini juga menjadi panggung resmi pengukuhan para pengurus GLN Gareulis se-Jawa Barat. Bu Ega mengingatkan bahwa tantangan ke depan memang tidak ringan, tapi penuh harapan. Harapan bahwa Jawa Barat kelak akan menjadi provinsi yang literat, adaptif, dan maju.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Subang untuk terus membaca dan menulis, bahkan sampai ke level jadi lampu taman literasi di lingkungan masing-masing. Terang, hangat, dan inspiratif!
Selain para bunda literasi, acara ini juga dihadiri oleh para tokoh penting seperti Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jabar, Ketua Dewan Pembina GLN Gareulis, Ketua Umum GLN Gareulis, serta tokoh-tokoh pendidikan lainnya. Sungguh, kemah ini lebih panas dari bara api unggun—karena penuh dengan ide-ide menyala!
Tag: