harapanrakyat.com,- Sejumlah kelompok pembudidaya ikan yang tergabung dalam Forum Ketahanan Perikanan di Kota Banjar, Jawa Barat, mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas perikanan.
Pelatihan tersebut berlangsung di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Senin (30/1/23).
Para peserta perwakilan kelompok pembudidaya ikan Se-Priangan Timur tersebut, mendapat pembekalan cara mengembangkan budidaya ikan menggunakan sistem bioflok.
Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan wilayah Kota Banjar, Agus Sugiono mengatakan, pelatihan terhadap kelompok tersebut tersebut supaya hasil produksi mereka bisa meningkat.
Menurutnya, budidaya ikan menggunakan sistem bioflok jauh lebih efektif. Hal tersebut karena perawatannya lebih mudah, jika dibandingkan dengan budidaya menggunakan sistem empang (manual).
Baca Juga: Budidaya Ikan Nila di Kota Banjar Menjanjikan, Omset Hingga Puluhan Juta
Selain itu, budidaya ikan menggunakan sistem bioflok lebih irit lahan, hemat pakan dan air. Sehingga, bisa mengurangi biaya operasional maupun proses perawatan selama masa produksi berlangsung.
“Keunggulan bioflok ini lebih efektif, dapat mengurangi pakan dan biaya operasional. Hasilnya juga lebih maksimal,” kata Agus kepada harapanrakyat.com, usai acara.
Lanjutan mengkalkulasikan, misalnya untuk pakan apabila mengembangkan budidaya menggunakan sistem bioflok untuk satu kilogram pakan, dapat menghasilkan satu kilogram daging ikan.
Baca Juga: Cara Ternak Ikan Gurame yang Baik dan Benar, Bisa Raih Cuan Banyak
Akan tetapi, jika menggunakan sistem empang atau cara manual, dari satu kilogram pakan yang digunakan hanya dapat menghasilkan setengah kilogram daging ikan.
“Jadi, lebih efektif menggunakan sistem bioflok. Meskipun, perlu modal untuk pembuatan bioflok. Tapi jika dikalkulasi itu lebih hemat dan mudah dalam perawatan,” terangnya.
Pelatihan Lain untuk Kelompok Perikanan di Kota Banjar
Lebih lanjut ia menambahkan, adapun jenis ikan yang cocok untuk pengembangan budidaya menggunakan sistem bioflok terutama di Banjar yaitu jenis ikan nila. Pasalnya, kebutuhan konsumsinya tinggi, namun harganya cukup terjangkau.
Selain itu, pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Karena untuk kebutuhan ikan di Banjar cukup tinggi sekitar 3 ton per hari. Sementara untuk memenuhi pasokan ikan tersebut masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.
“Kalau ikan lele harga jualnya murah. Untuk ikan gurame benihnya cukup mahal, meski harga jualnya juga mahal,” tuturnya.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari dan bekerjasama dengan BI Tasikmalaya tersebut, selain mendapatkan pembinaan, para kelompok perikanan Kota Banjar juga mendapat pelatihan lainnya. Seperti pelatihan pembuatan pakan ikan, dan cara mengoperasikan budidaya sistem bioflok.
Baca Juga: Usaha Budidaya Ikan Sistem Bioflok yang Menguntungkan, Simak Ini!
Sementara itu, berdasarkan data Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian, Yoyon Cuhyon, produksi ikan dari para petani atau pembudidaya baru mampu menyuplai sekitar 10 persen kebutuhan ikan di Banjar.
Sedangkan 90 persen untuk memenuhi kebutuhan ikan tersebut, masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Pihaknya pun tengah mengencerkan pengembangan budidaya ikan menggunakan sistem bioflok.
“Kebutuhan ikan rata-rata 4,5 sampai 6 ton per hari. Paling tinggi itu untuk kebutuhan ikan nila. Sekarang kita baru bisa memenuhi sekitar 10 persen dari kebutuhan pasar,” katanya belum lama ini. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)