harapanrakyat.com – Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Jawa Barat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat, hingga April 2023 kasus penyakit ini sudah mencapai 47 ribu kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr Raden Vini Adiani Dewi mengungkapkan, awal kenaikan kasus penyakit TBC di Jawa Barat pada tahun 2021. Di tahun tersebut kasus TBC yang tercatat ada sekitar 92 ribu kasus, di susul tahun 2022 dengan 159 ribu kasus.
Untuk itu, Kadinkes Jawa Barat ini mengingatkan bagi mereka yang terjangkit penyakit TBC untuk mematuhi saran dokter agar bisa menjalani proses pengobatan hingga tuntas.
Baca Juga : Pj Gubernur Prihatin Pantai Cibutun Sukabumi Terpapar Tumpukan Sampah
“Jika seseorang terjangkit penyakit TBC, maka membutuhkan waktu 6 bulan untuk proses penyembuhan. Lalu kebanyakan gagal, karena 1 bulan pengobatan merasa sudah sembuh. Padahal harus sampai tuntas,” ujarnya di Kota Bandung.
Lebih lanjut, dr Vini mengungkapkan, masih banyak masyarakat yang beranggapan jika penyakit TBC ini mudah sekali menular dan menyebar luas. Hal inilah kemudian yang membuat penyakit TBC sulit untuk terkendali.
Padahal, kata Kadinkes Jawa Barat itu, orang yang sedang menderita penyakit TBC justru harus mendapatkan perhatian dari keluarga atau kerabat terdekatnya.
“Orang yang berpenyakit TBC jika sudah mendapat pengobatan tidak akan menularkan. Namun, jika penyakit TBC sudah mencapai resistance obat, maka tidak bisa disembuhkan pakai obat biasa,” ungkapnya.
Baca Juga : Jalan Rusak tak Kunjung Diperbaiki, Warga Bandung Barat Ancam Golput Pemilu
dr Vini menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang berupaya untuk melakukan tindakan penanganan. Upaya tersebut dengan memberikan obat di setiap puskesmas di Jawa Barat yang memiliki kebijakan penuh untuk menangani kasus penyakit TBC ini.
Sebagai informasi, penyakit TBC adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti tulang belakang, otak, dan ginjal. (Revi/R13/HR Online/Editor-Ecep)