Subang – Kisah panas antara orang tua remaja berinisial RZ (16) dan guru mata pelajaran IPS di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, akhirnya mendingin. Kedua pihak sepakat berdamai setelah sempat berselisih dan ramai diperbincangkan publik.
Ayah RZ, Deni Rukmana, mengakui dirinya sudah meminta maaf kepada pihak sekolah atas sikap emosional yang sempat terjadi, termasuk kenakalan sang anak yang melanggar aturan dengan membolos. Namun, ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bersama.
“Masalah ini sebenarnya sudah selesai. Saya sudah minta maaf ke sekolah dan ke gurunya juga. Tapi saya kecewa kenapa cara mendidik anak harus dengan kekerasan. Karena itu saya sempat unggah ke media sosial,” ujar Deni saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/11/2025).
Meski sudah berakhir damai, peristiwa penamparan itu ternyata menyisakan luka psikologis bagi RZ. Sang ayah menuturkan bahwa anaknya kini trauma, lebih banyak berdiam diri di kamar, dan belum berani kembali ke sekolah.
“Semalam saya langsung bawa anak saya ke puskesmas untuk diperiksa. Telinganya masih berdengung sampai sekarang,” katanya.
Dari informasi yang diperoleh, insiden bermula pada Senin (3/11) ketika RZ dan tujuh temannya ketahuan melompati pagar sekolah untuk membolos pada Rabu (29/10) sebelumnya. Sebagai bentuk sanksi, mereka diminta berdiri sebagai efek jera. Namun, guru berinisial RS diduga menegur dengan nada keras hingga menampar beberapa siswa.
Pihak sekolah kemudian menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas tindakan yang dinilai melampaui batas kewajaran dalam mendisiplinkan siswa.
Kasus ini sempat menyebar luas setelah unggahan Deni beredar di media sosial, memancing beragam komentar masyarakat. Kini, keduanya sepakat menutup lembaran dengan damai, berharap tak ada lagi kekerasan dalam dunia pendidikan.








