KBRN,Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan sejauh ini belum menemukan kasus Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung. Apabila ditemukan kasus Covid-19 maka pihak satgas harus segera menangani secara cepat.
“Di Bandung sampai saat ini mudah-mudahan kondisinya seperti saat ini terus, belum ada laporan bahwa di Bandung ada klaster pendidikan. Alhamdulillah dan saya berharap tidak,” ujar Seketaris Dearah Kota Bandung, Ema Sumarna kepada wartawan, Kamis (23/9/2021).
Selain itu dikatakan Ema, jika didapati temuan kasus Covid-19 harus segera diantisipasi berdasarkan pedoman yang telah disusun. Satgas Covid-19 di sekolah harus segera berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk penanganan.
Ema pun meminta agar pihak sekolah tidak menutupi jika didapati kasus Covid-19 di lingkungan sekolah. Sebab apabila tidak segera ditangani maka akan membahayakan untuk semua pihak.
“Saya pikir kejujuran yang utama, satgas harus jujur jangan menutupi sekali lagi Covid-19 bukan aib makanya kalau ada informasi jangan dibiarkan itu yang akan membahayakan makanya tidak boleh ada grey area, abu-abu informasi harus clear,” paparnya.
Dikatakan Ema, pihaknya pun mendorong vaksinasi bagi siswa di sekolah dan remaja usia 12 sampai 17 tahun. Akselerasi vaksinasi dilakukan agar mendorong pembentukan herd immunity.
Di utarakan Ema, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim penyebaran kasus Covid-19 saat ini di Kota Bandung relatif terkendali. Klaim tersebut berdasarkan kondisi positivity rate serta keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang rendah dan konfirmasi aktif turun,” Kalau kita berdasarkan data saya tidak ragu Bandung terkendali,” katanya.
Ema menambahkan, positivity rate kasus Covid-19 di Bandung saat ini di angka 0,8 dibawah ambang batas WHO 5 persen. Keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 berada di angka 12 persen. Kasus konfirmasi aktif yang masih ada relatif tidak berat mayoritas orang tanpa gejala (OTG).
” positivity rate kasus Covid-19 di Bandung saat ini di angka 0,8 dibawah ambang batas WHO 5 persen. Keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 berada di angka 12 persen,” tandasnya.