Beranda Berita Nasional Kasihan, Puluhan Siswa di Tasikmalaya Belajar di Tenda Darurat Sudah 4 Bulan

Kasihan, Puluhan Siswa di Tasikmalaya Belajar di Tenda Darurat Sudah 4 Bulan

Belajar-di-Tenda.jpg

Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat),- Puluhan siswa SDN Banjarwangi, Desa Banjarwaringin, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya terpaksa belajar di tenda darurat.

Mereka pun mengeluh kondisi panas dan becek saat hujan terjadi. Apalagi dalam tenda itu terdiri dari dua kelas. Sehingga mereka saling berhimpitan di dalam tenda.

Kondisi ruangan kelas lain yang tersisa juga tidak jauh berbeda, total sebanyak 126 siswa belajar dalam kecemasan.

Meski masih layak, namun jika hujan deras siswa memilih belajar bergantian lantaran khawatir ambruk.

Berdasarkan informasi, dua ruangan kelas 4 dan 5 masih rusak setelah ambruk tahun 2020 silam.

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

Selain atap sudah lapuk, beberapa kusen jendela juga sudah tidak tersisa. Sayangnya, bangunan belum kunjung mendapat perbaikan hingga Jumat (7/10/2021).

“Enggak nyaman belajar di tenda, suka ada becek, kadang banyak nyamuk. Saya rindu sekolah lagi di dalam kelas biar tidak bocor,” kata Muhammad Hafid, salah seorang siswa, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Atap Ruang Kelas Terancam Ambruk, Puluhan Siswa SD di Tasikmalaya Belajar di Tenda

Belajar di Tenda Kurang Efektif

Sementara itu, Suhendar salah seorang guru olahraga menjelaskan, kondisi sekolah atapnya dua kelas ambrol. Bahkan dindingnya pun sudah pada lapuk.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Sehingga ia sebagai pendidik merasa khawatir, apalagi ini hubungannya dengan siswa.

Menurutnya, belajar memang bisa di mana saja, tapi jika tempatnya seperti itu jutsru justru tidak nyaman saat proses pembelajaran.

“Siswa belajar di tenda sudah berlangsung selama 4 bulan, namun yang belajar di tenda hanya sementara saja sambil menunggu sekolah ini dibangun,” terangnya.

Ia menyebut belajar di tenda tersebut kurang efektif, apalagi kelas 4 dan 5 jadi satu hanya dipisahkan papan tulis. Meski begitu, tak ada plihan lagi.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Walaupun kondisinya mengkhawatirkan, Suhendar mengapresiasi siswanya karena terus menorehkan prestasi, terutama di tingkat kecamatan.

Soal pembangunan sekolah yang ambruk, kata Suhendar, pihaknya sudah berusaha mengajukan perbaikan ke dinas. Namun hingga saat ini belum ada kepastian pembangunannya.

“Tapi kalau menurut informasi katanya bakal ada pembangunannya tahun 2023. Kami harap Pemda maupun Pemprov serta pusat segera membangun kelas ini, apalagi ini demi keselamatan siswa,” pungkasnya. (Apip/R6/HR-Online)