Beranda Berita Nasional Kala Pemuda dan Camat di Pangandaran Jaga Hutan Daerah Resapan Air

Kala Pemuda dan Camat di Pangandaran Jaga Hutan Daerah Resapan Air

Hutan-Resapan-Air.jpeg

harapanrakyat.com,- Musim kemarau tahun ini membuat masyarakat Langkaplancar dan Cigugur, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, kesulitan air. Untuk itu, para pemuda Karang Taruna Desa Pangkalan dan Camat Langkaplancar Acep Deni bergerak mengontrol hutan daerah resapan air.

Hal tersebut dilakukan karena sumber air dari sungai yang mengalir ke sejumlah daerah sebagian besar berasal dari hutan wilayah Langkaplancar.

Camat Langkaplancar Acep Deni mengatakan, kemarau tahun ini terasa sekali dampaknya oleh masyarakat. Debit air sungai yang airnya dimanfaatkan oleh masyarakat makin berkurang.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

“Ada beberapa sungai yang airnya melintasi pemukiman warga, baik warga Langkaplancar maupun warga Kecamatan Cigugur. Hanya saja saat ini debit airnya makin sedikit. Bahkan banyak sungai-sungai kecil yang sudah mulai mengering,” katanya, Sabtu (04/11/2023).

Untuk itu, Camat Langkaplancar, Camat Cigugur dan pemuda peduli lingkungan dari Desa Pangkalan mengontrol ke hutan daerah resapan air. Yakni Gunung Kutu, Gunung Buleud, Gunung Cupu dan Wilayah Hutan Pasir Pari.

BACA JUGA:  DAHANA Aktif Mengembangkan Produk Alutsista Indonesia

Acep menyebut hasil pengontrolan, secara umum hutan masih bagus. Namun ada beberapa daerah yang harus dilakukan penghijauan. Camat pun meminta kepada masyarakat yang menggarap hutan atau pemerintah desa untuk melakukan penanaman pohon.

Baca Juga: Debit Air Sungai Cimandala Pangandaran Berkurang, Ratusan Hektar Sawah dan Tambak Kering

“Meski ada beberapa titik hutan yang digarap masyarakat, pohon tegakannya jangan sampai diganggu. Harusnya ditanami pohon yang bagus untuk resapan air seperti pohon picung dan pohon puspa,” jelasnya.

BACA JUGA:  Peringati Hakordia 2024, DAHANA Sosialisasi Update SMAP

Menurut Acep, menanam pohon saat ini akan menjadi warisan bagi generasi selanjutnya. Sehingga ketersediaan mata air dapat terjaga.

“Kita wariskan mata air kepada anak cucu kita, bukan mewariskan air mata. Pepatah orang tua leuweng hejo masyarakat ngejo itu bukan bohong. Pasti manfaatnya akan kita rasakan bersama, ayo kita menanam poho mulai sekarang untuk masa depan anak cucu,” pungkasnya. (Enceng/R9/HR-Online/Editor-Dadang)