harapanrakyat.com,- Joget gemoy Prabowo Subianto terus menjadi inspirasi warga. Joget khas salah satu calon presiden 2024 dalam merespon segala bentuk serangan lawan politik terhadapnya itu, kini menjadi inspirasi warga Kampung Pakuan Subang, Jawa Barat, menggelar Lomba Bayi Sehat dan Gemoy.
Lomba yang berlangsung pada Minggu (10/12/2023) pagi itu diikuti tak kurang dari 800 peserta. Suasana acara terasa begitu meriah dengan membludaknya pengunjung.
Karena setiap peserta lomba rata-rata diantar minimal tiga orang. Panitia pun tampak mengalami kerepotan menyediakan konsumsi.
“Sebetulnya untuk konsumsi sudah kita antisipasi. Misalnya, karena peserta terdaftar ada 800 orang, maka kita siapkan konsumsi makan itu untuk 1000 orang. Eh ternyata yang datang membludak. Karena tiap peserta diantar minimalnya oleh 3 orang,” kata Pap Godo dari pihak panitia penyelenggara.
Kehadiran pengunjung yang diluar dugaan itu juga mendapat respon oleh salah satu tokoh Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, berkat kesigapan panitia semua bisa teratasi. Tidak ada pengunjung yang tak kebagian konsumsi,” katanya.
Dedi yang kini menjadi caleg DPR RI dari Partai Gerindra itu mengungkapkan rasa senangnya ketika melihat respon masyarakat dari berbagai wilayah di Jawa Barat, antusias datang. Baik sebagai peserta lomba maupun sekedar hadir.
Baca Juga: Capres 2024 Prabowo Subianto Goyang Gemoy Saat Kampanye Perdana di Tasikmalaya
Mereka yang datang diantaranya dari Tasikmalaya, Bandung, Cirebon, Cikarang, Bekasi dan daerah lainnya.
Dedi Mulyadi Soal Joget Gemoy Prabowo Subianto
Menurut Dedi Mulyadi, banyaknya warga yang hadir dan daftar sebagai peserta salah satunya mungkin karena faktor untuk dapat hadiah besar yang totalnya mencapai Rp 100 juta. Atau mungkin juga sebagian warga ingin liburan sekalian hiburan.
Saat ditanya awak media apakah mungkin tingginya antusiasme warga itu sebagai bentuk dukungan kepada Prabowo karena ada kata gemoynya? Mantan bupati Purwakarta dua periode ini mengaku tak mau berspekulasi terlalu jauh.
“Yang pasti kegiatan ini bukan kampanye capres. Sebagian warga mendaftar karena tertarik ada kata gemoynya yang nota bene identik dengan Prabowo, itu soal lain. Masa orang suka ke Pak Prabowo karena ada gemoynya harus kita larang,” tegasnya.
Baca Juga: Gelar Joget Gemoy, Dedi Mulyadi Sosialisasi Politik Riang Gembira
Lanjut Dedi, jika pun ada unsur kampanyenya, maka yang dimaksud adalah kampanye untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap ancaman gizi buruk buat anak-anaknya. Makanya, yang dilombakan itu adalah Bayi Sehat dan Gemoy.
Menurut Dedi, bisa saja, anak itu gemoy tapi tidak sehat. Atau tak apa-apa gemoy yang penting sehat. “Nah, bagaimana caranya agar anak kita itu sehat, itulah misi utamanya.
Salah satunya dengan mengampanyekan ancaman gizi buruk. Dalam pandangan Dedi, gizi buruk itu bisa macam-macam penyebabnya,
Bisa karena faktor ekonomi, sehingga tak mampu membeli makanan sebagai bahan asupan gizi yang baik. Atau, secara ekonomi mampu, tapi tak mengerti cara mengelola pemberian asupan gizi tersebut. (Eva/R3/HR-Online/Editor: Eva)