SUBANG – Bagi para pelajar SD dan SMP di Subang, tahun ajaran baru 2025 ini terasa seperti menunggu gebetan yang belum tentu datang. Seragam sekolah gratis yang dijanjikan saat kampanye Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, ternyata belum bisa dibagikan.
Alasannya? Anggarannya belum turun lapangan. Seragam idaman itu baru akan dibelanjakan setelah perubahan APBD 2025 diketok palu.
“Saya sampaikan, pembagian seragam menunggu dari anggaran perubahan, dan tolong siapkan teknisnya,” kata Bupati Reynaldy saat rapat bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Subang, Senin (21/7/2025).
Janji ini bukan sekadar basa-basi. Seragam gratis ini masuk dalam program unggulan yang dulu dibawa saat kampanye Pemilihan Bupati Subang 2024. Targetnya: semua siswa SD hingga SMP dapat seragam nasional dan pramuka secara cuma-cuma.
Tapi sabar dulu, ya. Seragam olahraga dan batik khas sekolah belum termasuk. Mungkin itu masuk wishlist tahun depan.
Meski belum digelontorkan dananya, pendataan ukuran seragam siswa sudah dilakukan. Bupati berharap distribusinya bisa dimulai akhir Agustus atau awal September 2025. Total anggaran yang dibutuhkan? Antara Rp7 miliar hingga Rp15 miliar. Ini bukan sekadar proyek seragam, melainkan usaha nyata meringankan beban pendidikan masyarakat.
Namun, seragam bukan satu-satunya PR dunia pendidikan Subang. Ternyata, lebih dari 3.000 ruang kelas di kabupaten ini masuk kategori rusak. Miris, bukan?
Menurut Kadisdikbud Nunung, “Terdapat 2.713 ruang kelas SD dan 410 ruang kelas SMP yang masuk dalam kategori rusak.” Tahun ini, hanya 335 ruang yang bisa diperbaiki.
Biayanya? Siapkan tisu! Kebutuhan anggaran mencapai Rp51 miliar, dengan rincian Rp15 miliar dari APBD dan sisanya—Rp36 miliar—mengandalkan APBN.
Proyek perbaikan dijadwalkan mulai semester kedua 2025. Semoga saja tak molor seperti seragam tadi. Karena mau belajar sambil pakai seragam baru, tapi kalau atap kelasnya bocor, itu tetap bukan pengalaman yang menyenangkan.