Beranda Berita Subang Jalancagak: Di Atas Awan Subang, Cerita yang Menyejukkan

Jalancagak: Di Atas Awan Subang, Cerita yang Menyejukkan

Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang

Jalancagak—nama yang selalu terdengar sejuk bahkan sebelum kaki menginjak tanahnya.
Terletak di bagian selatan Kabupaten Subang, wilayah ini berdiri gagah di atas dataran tinggi, pada ketinggian rata-rata sekitar 517 meter di atas permukaan laut. Tak heran, udara di Jalancagak terasa lebih lembut, lebih ramah bagi siapa pun yang datang untuk mencari ketenangan.

Bayangkan, di utara Jalancagak bersentuhan dengan Cijambe, di selatan berpelukan dengan Ciater yang terkenal dengan pemandian air panasnya, di timur menyapa Kasomalang, dan di barat bersalaman akrab dengan Sagalaherang.
Batas-batasnya seperti lingkar pelukan alam—hangat dan menenangkan.

BACA JUGA:  Tiga Hari Usai Dilantik, dr. Dwinan Marchiawati Tinjau Puskesmas Rawalele

Kecamatan ini terdiri atas tujuh desa: Bunihayu, Curugrendeng, Jalancagak, Kumpay, Sarireja, Tambakan, dan Tambakmekar.
Jumlahnya memang tak sebanyak Pagaden atau Kalijati, tapi setiap desa di sini punya watak dan lanskap yang khas.
Sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan dan pegunungan, dengan hamparan kebun teh, sayuran, dan kebun buah yang memanjakan mata.

Ketinggian di tiap desa pun tak jauh berbeda—rata-rata 500 hingga 520 meter di atas permukaan laut.
Desa Curugrendeng, Sarireja, dan Kumpay menjadi titik tertinggi dengan 520 meter dpl, seolah jadi atap kecil bagi Subang bagian selatan.
Sementara Tambakmekar yang berada di ketinggian 500 meter dpl menjadi lembah kehidupan, tempat aktivitas warga berdenyut dari pagi hingga petang.

BACA JUGA:  Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Hadiri Perkemahan KKRI Batch 2 di Subang

Dari sisi kependudukan, Jalancagak tergolong padat untuk ukuran daerah pegunungan.
Kepadatan rata-ratanya mencapai 1.025 jiwa per kilometer persegi, dengan Desa Sarireja sebagai yang terpadat (1.434 jiwa/km²) dan Kumpay sebagai yang paling lengang (753 jiwa/km²).
Namun, di balik angka-angka itu, Jalancagak tetap terasa tenang—karena yang padat di sini bukan hanya penduduknya, tapi juga kebersamaan dan rasa saling mengenal antarwarga.

BACA JUGA:  Subang Perkuat Strategi PAD 2026, Kang Rey Tekankan Kolaborasi dan Aksi Nyata

Jalancagak adalah kisah tentang kesejukan yang tak hanya berasal dari udara, tetapi juga dari sikap manusia yang menghuni lereng-lerengnya.
Ia bukan sekadar kecamatan di peta, melainkan sajak hijau di kaki pegunungan, tempat waktu berjalan sedikit lebih lambat agar orang bisa belajar mensyukuri hidup.