Beranda Berita Subang Inspiratif, Kisah Polisi Subang Berdayakan UMKM dan Lestarikan Budaya Sunda

Inspiratif, Kisah Polisi Subang Berdayakan UMKM dan Lestarikan Budaya Sunda

polisi-inspiratif-polres-subang.jpg

KOTASUBANG.com, Subang – Namanya AIPTU M. Komarudin Nur, sebelum mengenal nama ini dan mengetahui bahwa dia seorang Polisi, penulis lebih mengenalnya dengan sapaan akrabnya yaitu kang Komeng seorang pengrajin golok khas Subang. Ketika itu dirinya mengikuti pameran di gedung PLUT KUMKM Subang sekira tahun 2016. Baru pada pertemuan-pertemuan berikutnya saya baru mengetahui bahwa dirinya juga bertugas sebagai Polisi di Polres Subang.

Kang Komeng alias AIPTU M. Komarudin Nur selalu bersemangat mengenalkan golok hasil karya inovasinya yang kemudian ia perkenalkan sebagai golok seni ukir solder khas Subang.

Memberdayakan UMKM

Ternyata ada cerita di balik golok tersebut. Kang Komeng alias AIPTU M. Komarudin, ketika itu tergerak untuk memberdayakan pengrajin yang belum meningkat perekonomiannya. Dirinya juga sangat mencintai seni budaya, sehingga kemudian ia  memiliki ide untuk meningkatkan kualitas produksi golok dan membuat hal yang berbeda dengan golok yang telah ada, yaitu memadukan pembuatan golok dengan seni ukir solder khas Subang.

Disela waktu liburnya dari tempat dinasnya sebagai Bimas di Polsek Binong AIPTU M. Komarudin mengkaji agar produk golok atau kujang Kabupaten Subang dapat diterima dikalangan bawah, menengah dan atas dengan mendatangi para pengrajin yang ada di Subang. Akhirnya dirinya mendapat pemikiran untuk memadukan hasil karya pandai besi, pembuat sarung dan handle golok, pengukir dan tukang solder untuk menghasilkan karya golok dengan kualitas terbaik sehingga tercipta golok seni ukir solder khas Subang.

BACA JUGA:  Majelis Kyai Kampung Subang: Membangun Peran Santri dan Pesantren

Untuk membuat golok seni ukir ini, dirinya memberdayakan pengrajin dari berbagai wilayah yaitu pandai besi dan tukang maranggi (pembuat sarung dan gagang golok) di kampung Cikadu, Kecamatan Tanjung Siang, pengrajin ukiran di Kecamatan Pagaden dan seniman ukir solder di Kecamatan Cijambe dan Binong.

Kini golek seni ukir solder khas Subang ini sudah dikenal ke berbagai daerah di Indonesia pemesannya hingga ke Papua. Bahkan dirinya seringkali menerima pesanan dari mancanegara diantaranya dari Australia, Malaysia, Taiwan hingga Inggris. Bahkan pelanggannya dari Inggris sudah memesan beberapa kali.

Selain memberdayakan pengrajin golok, dirinya kemudian juga berupaya untuk memberdayakan pengrajin lainnya seperti pembuat patung, pengrajin miniatur hewan dan wayang golek. Ia menggagas komunitas pengrajin Manggala Jati Diri yang beranggotakan belasan pengrajin dari berbagai daerah di Kabupaten Subang.

Jelang Porprov ke-XIV di Subang, dirinya saat ini juga tengah menyiapkan souvenir untuk event olahraga terbesar di Jawa Barat tersebut tentunya dengan memberdayakan para pengrajin.

BACA JUGA:  Pimpin Briefing Rutin, Pj. Bupati Subang Bahas Arahan Presiden RI Terpilih

Mencintai Seni Budaya

Kecintaannya terhadap seni budaya tak berhenti sampai di situ. Pria yang memiliki ciri khas ikat kepala sunda ini tak lupa mengenalkan budaya sunda dalam tugasnya sebagai Binmas di Polsek Binong. Dirinya kerap membawa Wayang Golek sebagai sarana untuk mensosialisasikan berbagai hal terkait kepolisian terutama kepada kalangan pelajar.

Ia kerap membawa sekitar 10 wayang golek dan tentunya batang pisang dalam setiap kunjungannya ke sekolah untuk mensosialisasikan bahaya narkoba hingga tertib berlalu lintas. Inovasi yang dilakukannya tentunya disukai para pelajar, mereka dapat menerima informasi penting dengan antusias.

Dengan cara seperti ini, dirinya juga berharap generasi muda Subang bisa lebih mencintai seni budaya, salah satunya Wayang Golek ini yang memang saat ini sudah semakin jarang digelar di Kabupaten Subang. Dengan demikian dirinya juga bisa turut melestarikan budaya sunda.

Mendirikan Perguruan Pencak Silat Binaan Polsek Binong

Bukan itu saja masih ada hal lain yang patut diapresiasi dari kiprahnya sebagai Polisi. Ia juga menginisiasi pendirian perguruan silat binaan Polsek Binong, yaitu PPS Satria Taruna Bhayangkara tahun 2016 lalu.

BACA JUGA:  Ruwatan Bumi: Tradisi Syukur Petani Kampung Cilaja, Desa Cisaga, Subang

Ia kemudian mengajak rekan kerjanya Aipda Donny Rissono yang juga memiliki keahlian Pencak Silat untuk membimbing para pelajar sekitar Polsek Binong untuk belajar Pencak Silat. Tak tangung-tanggung murid PPS Satria Taruna Bhayangkara bahkan pernah mencapai ribuan yang merupakan siswa dari berbagai sekolah di Kecamatan Binong dan sekitarnya.

Namun sayang, AIPTU M. Komarudin kemudian didiagnosa penyakit jantung dan harus menjalankan operasi, sehingga ia tak bisa lagi melanjutkan untuk mengajar Pencak Silat. Perjuangan untuk membumikan Pencak Silat tetap dilanjutkan oleh rekannya Aipda Donny Rissono. Berbagai prestasi pencak Silat telah diraih mulai dari juara daerah, nasional hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional melalui anak didiknya yang menjadi juara dalam sebuah kejuaraan tingkat Asia di Tahiland.

Dalam keterbatasan fisiknya, AIPTU M. Komarudin terus bersemangat dalam memberdayakan UMKM dan melestarikan seni budaya di sela tugasnya sebagai aparat Kepolisian Republik Indonesia.

Dalam pandangan saya sebagai penulis, AIPTU M. Komarudin tentunya menjadi sosok inspiratif bagi insan POLRI maupun bangsa Indonesia pada umumnya.

Dirgahayu POLRI !